Jumat 08 Jan 2021 23:19 WIB

Lima Pemulung yang 'Diangkut' Risma Kini Dipekerjakan

Kawasan Grand Kamala Lagoon di Bekasi ini luasnya 24 hektar.

Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) berbincang dengan sejumlah tunawisma yang akan dipekerjakan di salah satu apartemen, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). Pada kunjungan tersebut Mensos Tri Rismaharini meninjau fasilitas pelatihan di Balai Rehabilitasi Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) Pangudi Luhur dan memperkenalkan tempat pekerjaan baru yang lebih layak untuk tunawisma yang terjaring razia.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) berbincang dengan sejumlah tunawisma yang akan dipekerjakan di salah satu apartemen, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). Pada kunjungan tersebut Mensos Tri Rismaharini meninjau fasilitas pelatihan di Balai Rehabilitasi Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) Pangudi Luhur dan memperkenalkan tempat pekerjaan baru yang lebih layak untuk tunawisma yang terjaring razia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat mengantar lima orang Pemulung di Balai Karya Pangudi Luhur, Bekasi, Jawa Barat untuk memulai kerja di Grand Kamala Lagoon, Bekasi. Risma membuka akses pekerjaan kepada pemulung yang beberapa hari lalu ia temui di wilayah DKI Jakarta.

“Hari ini kami mengantar lima orang pemulung yang siap bekerja dan mengajukan diri ikut bekerja. Kami beri akses pekerjaan kepada 5 pemulung yang kami temukan di berbagai lokasi kemarin. Kami sudah hubungkan dengan pihak Grand Kamala Lagoon dan Insya Allah mereka akan bekerja mulai hari ini,” kata Risma, Jumat (9/1).

“Saya berangkat kerja pasti setiap hari akan berubah lokasi keberangkatan. Lalu ketika saya ketemu warga terlantar saya punya kewajiban untuk membantu,” kata Risma.

Lima pemulung ini yaitu M. Faisal, kelahiran Medan, 2 Maret 1972, berasal dari Sumatra Utara. Pria lulusan Sekolah Dasar ini memiliki pengalaman kerja sebagai nelayan dan pemulung. Ia ditemukan di Pasar Baru pada 4 Januari 2021.

Kemudian Roni Adnan, Pria kelahiran Jakarta, 15 Juli 1985 ini berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dirinya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebelumnya Roni berprofesi sebagai pemulung. Ia merupakan rujukan dari Dinas Sosial Kabupaten Subang pada 5 Januari 2021,

Selanjutnya yaitu Muhamad Rohim, Pria kelahiran Blora, 5 Agustus 1984 ini tinggal di Blora dan memiliki pengalaman kerja sebagai supir ojek online, kurir paket dan tukang parkir. Rohim pernah mengejar pendidikan Paket B agar setara Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia ditemukan di Jalan Salemba Jakarta Pusat pada 6 Januari 2021

Firman Utina, salah satu Pemulung dengan usia muda ini berasal dari Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Pria kelahiran Bekasi, 5 Juni 2004 ini berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD). Ia pernah berprofesi sebagai pedagang pemulung dan pengamen. Ia ditemukan di Stasiun Manggarai pada 6 Januari 2021.

Terakhir, Irman Yuda. Pria kelahiran Jakarta, 3 Juni 1972 ini tinggal di kelurahan Manggarai Selatan Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Ia berpendidikan terakhir SMP dan pernah bekerja sebagai Sales Promotion Boy (SPB) di salah satu swalayan dan juga pernah menjadi pemulung. Ia ditemukan di Stasiun Manggarai pada 6 Januari 2021.

“Saya diinfokan dari Kementerian Sosial bahwa ada binaan dari kementerian yang bisa kami akomodir, selama kita bisa membantu kita akan mengakomodir apa yang jadi program Kementerian Sosial,” kata Rudy Harsono, Direktur Operasi I PT. PP Tbk.

Rudy menjelaskan, Kawasan Grand Kamala Lagoon di Bekasi ini luasnya 24 hektar. Ada apartemen, ada hotel dan ada kawasan yang dikelola sendiri dari building management PP Properti. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga untuk penataan taman.

“Perusahaan juga butuh untuk building management di apartemen, untuk memonitor token listrik, untuk cleaning service. Jadi, kita akan menyesuaikan,” jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement