Jumat 08 Jan 2021 23:11 WIB

Penggemar Trump Kecewa Penyerbuan Capitol

Penyerbuan terhadap Capitol Hilll dinilai sudah berlebihan.

Para pengunjuk rasa Pro-Trump menyerbu halaman Front Timur Capitol AS, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Para pengunjuk rasa Pro-Trump menyerbu halaman Front Timur Capitol AS, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMESA -- Eddie Emerson sebagai pendukung Donald Trump merasa penyerbuan di Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) sudah berlebihan. Dia mengatakan tidak menyukai kekerasan yang tertangkap di TV pada Rabu (7/1).

Orang-orang membalikkan barikade, bentrok dengan polisi dan mengerumuni gedung di Washington yang menampung Senat dan House of Representatives. Kondisi ini menarik perhatian banyak pihak termasuk pendukung Trump lainnya, seperti Emerson.

Baca Juga

Tapi, Emerson mengungkapkan rasa frustrasi  kemunafikan dari mereka yang mengutuk kerusuhan tetapi menutup mata terhadap kekerasan pada protes Black Lives Matter musim panas lalu. "Bagaimana dengan Portland?" tanyanya menunjuk bulan protes dan kekacauan di kota terbesar Oregon.

Dalam puluhan wawancara dengan pendukung Trump di wilayah yang sangat konservatif di Texas dan Georgia, mereka mengutuk kekerasan Rabu. Namun,  pada saat yang sama tidak meminta pertanggungjawaban presiden atas terjadinya peristiwa itu.

Emerson mengatakan memahami kemarahan di balik kerusuhan itu. Pengunjuk rasa dinilai mengungkapkan kemarahan atas kepercayaan tentang hasil pemilu dari curang yang dimenangkan oleh Demokrat Joe Biden.

Sementara Emerson dan yang lainnya mengatakan akan menerima Biden mengambil alih kekuasaan pada 20 Januari. Namun, mereka juga mengatakan akan terus mendukung Trump.

“Trump bukan politisi. Kami mengirimnya ke Washington untuk menyingkirkan 'rawa', tapi 'rawa' menyingkirkannya. Dan sejauh yang saya ketahui, rawa itu sekarang termasuk Partai Republik, bersama dengan Demokrat," kata pria berusia 67 tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement