Sabtu 09 Jan 2021 03:57 WIB

Lama Diopname, Pasien Covid-19 Berisiko Kena Gangguan Fungsi

Pasien Covid-19 memerlukan rehabilitasi medik.

Perawatan pasien Covid-19 di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit (Ilustrasi). Pasien yang menjalani perawatan di ICU selama berhari-hari atau bahkan berpekan-pekan bisa berisiko mengalami berbagai gangguan fungsi.
Foto: AP/Jorge Saenz
Perawatan pasien Covid-19 di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit (Ilustrasi). Pasien yang menjalani perawatan di ICU selama berhari-hari atau bahkan berpekan-pekan bisa berisiko mengalami berbagai gangguan fungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dokter spesialis rehabilitasi medik Semen Padang Hospital (SPH) Padang, dr Adek, SpKFR mengemukakan, individu yang terpapar Covid-19 rentan mengalami gangguan fungsi tubuh ketika lama dirawat di rumah sakit. Secara medis, hal itu disebut deconditioning syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang menurunkan kapasitas fungsional akibat imobilisasi/lama berbaring di tempat tidur.

"Berdasarkan pengalaman pasien yang menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) selama berhari-hari atau bahkan berpekan-pekan bisa berisiko mengalami berbagai gangguan fungsi," kata dia di Padang, Jumat.

Baca Juga

Adek mengungkap, gejala yang ditemukan antara lain gangguan dalam bersihan jalan napas, penurunan masa atau ukuran otot, osteoporosis, kemampuan pompa jantung yang menurun, hingga luka pada bagian kulit yang mengalami penekanan. Untuk menghindari terjadinya gangguan fungsi tubuh tersebut, dibutuhkan program rehabilitasi medik.

"Peran rehabilitasi medik mencegah komplikasi akibat berbaring lama serta meningkatkan kapasitas fungsional atau kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan potensi yang masih dimiliki pasien," kata dia.

Dokter Adek menyampaikan, untuk kasus pasien yang mendapat perawatan di ICU dan harus menggunakan ventilator, program rehabilitasi dapat berupa posisioning. Tujuannya memperbaiki oksigenasi ke jaringan.

Selain itu, posisioning juga bertujuan mencegah terjadinya luka pada kulit yang mengalami penekanan saat berbaring lama. Untuk membantu bersihan jalan napas juga dibutuhkan chest physical therapy atau terapi fisik dada.

"Di samping itu, latihan lingkup gerak sendi aktif/pasif juga perlu guna mencegah kekakuan sendi dan mencegah penurunan masa otot," ujarnya.

Mobilisasi dan latihan aktif lainnya, menurut Adek, juga bisa dilakukan jika kondisi hemodinamik pasien sudah stabil. Hal itu tentunya dapat membantu pasien agar tetap bugar dan menghindari timbulnya penyakit lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement