Jumat 08 Jan 2021 14:57 WIB

Tentang Taman dan Embun Pagi

Dapatkah engkau membisikku lagi, tentang kesetiaan embun pagi.

Embun dan matahari terbit. Ilustrasi
Foto:

Mihrab Cahaya: Sensei

Ini kisah tentang dua sejoli

mereka memulai pubertas

amboi seronok:

apatah post keynessian,

altruism,

al itsar, atawa

riba dan gharar,

can you imagine that?

engkau tak akan pernah

mencemburui rabithah ini;

sebulir zarah telah menyalakan

mihrab cahaya di atas cahaya

mereguk selaksa

telaga kearifan

-- Singapura-Bandung, 2019

PENULIS: M.I. Sigit Pramono, lahir di Jakarta, 5 Agustus 1970. Masa kecilnya sempat dilewati di Kepulauan Riau, wilayah dimana  Bahasa Indonesia berasal. Menyelesaikan pendidikan sarjana di FEUI. Pendidikan pasca sarjananya ditempuh di International Islamic University Malaysia (IIUM), Malaysia dan Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Kini bermukim di Depok, Jawa Barat, kesehariannya dilalui dengan menjadi akademisi dalam keilmuan ekonomi syariah dan menjadi pegiat pemberdayaan masyarakat dan peminat sastra Islami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement