Jumat 08 Jan 2021 06:21 WIB

Tak Cukup 3M, Epidemiolog Usulkan 5M

3M plus 2M, yakni menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Sejumlah wisatawan berkunjung ke kawasan Malioboro di Yogyakarta, Jumat (30/10/2020). Pada libur nasional dan cuti bersama pekan ini, wisatawan dari berbagai daerah mulai memadati kawasan Malioboro sejak Kamis (29/10). (ilustrasi)
Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
Sejumlah wisatawan berkunjung ke kawasan Malioboro di Yogyakarta, Jumat (30/10/2020). Pada libur nasional dan cuti bersama pekan ini, wisatawan dari berbagai daerah mulai memadati kawasan Malioboro sejak Kamis (29/10). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengusulkan penerapan 5M untuk mencegah dan menghentikan rantai penularan Covid-19. Slogan 3M sebagai protokol kesehatan (prokes) yang selama ini didengungkan dinilai tak lagi cukup untuk melawan Covid-19 yang kian tak terkendali.

Adapun 3M yang selama ini terus disosiali sasikan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 adalah memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sementara 5M yang usulkan adalah 3M plus 2M, yakni menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Sebab, melawan Covid-19 saat ini dinilai perlu upaya ekstra.

"(Upaya) 3M dengan kondisi sekarang nggak akan cukup. Harus 5M," kata Dicky kepada Republika, Kamis (7/1).

Dicky menilai, penanganan suatu pandemi tak bisa berpacu pada satu metode saja secara statis. Kebijakan penanganan Covid-19, menurut dia, memang harus terus disesuaikan dan direvisi sesuai perkembangan penyakit dan data riset terbaru mengenai Covid-19.

Dia menilai, penanganan Covid-19 akan kurang optimal jika protokol kesehatan tidak ditambah dengan menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Di tengah kasus positif harian yang terus menunjukkan tren kenaikan, perlu usaha lebih dari semua pihak untuk bersama melawan pandemi. (rizky suryarandika ed:mas alamil huda)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement