Jumat 08 Jan 2021 13:21 WIB
Inspira

Sampaikan Saja Biar Nyaman

Masalah yang dihadapi bisa diselesaikan ketika kita membuka jalur komunikasi.

Erik Hadi Saputra
Foto: dokpri
Erik Hadi Saputra

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Hadi Saputra*

Pembaca yang kreatif, pada Selasa (5/1) ketika mengisi In House Trainingonline di SMK Daarut Tauhid Bandung, Jawa Barat, terkait komunikasi efektif, saya bertanya kepada peserta yang terdiri dari guru, staf, dan musyrif/musyrifah tiga pertanyaan. Pertama, saya meminta peserta menuliskan nama seseorang yang dekat dengan mereka.

Boleh anggota keluarga, teman kantor, tetangga rumah, atau seseorang yang pernah berinteraksi dengan mereka, namun pernah memiliki masalah. Masalah yang dimaksud bukan berarti persoalan yang besar saja. Bisa saja salah persepsi. Sikap yang tidak pas atau respons yang menyinggung perasaan.

Kedua, saya meminta peserta menggambarkan kejadiannya. Mereka bebas memilih warna pensil yang akan digunakan untuk menggambarkan situasi atau suasana pikiran pada saat itu. Sebagai penguatan pada gambar yang sedang dipersiapkan.

Saya meminta kepada peserta mengingat kejadiannya. Di mana terjadinya? Apa kalimat yang Anda dengar? Dan apa respons yang anda berikan? Bagaimana intonasi suara Anda dan lawan bicara? Bagaimana ekspresi wajah yang anda lihat serta posisi Anda berada di mananya orang tersebut? Ketiga, saya meminta peserta menuliskan pengalaman yang mereka dapatkan dari kejadian itu.

Pembaca yang kreatif, hal menarik terjadi ketika seorang staf tata usaha yang bernama Indriyawan (Mas Indri) membacakan apa yang dia tulis. Diawali dari seseorang dengan inisial S. Ketika Mas Indri sedang mengerjakan sesuatu yang sedang deadline pada hari itu, dia dimintai tolong untuk membelikan konsumsi.

Mas Indri merespons pertanyaan tersebut dengan mengatakan, Iya teteh. Mendengar kalimat `teteh' (kakak perempuan) itu membuat peserta yang lain tertawa. Karena peserta sudah mulai menduga dan menulis di Zoom chat siapa guru, musyrifah, atau pegawai wanita yang namanya diawali huruf S. 

Mas Indri masih tetap melanjutkan. "Saya membantu karena melihat kondisi beliau yang terburu-buru dan tegang, seperti sedang dikejar untuk segera mengerjakan sesuatu. Sementara saat itu beliau masih di rumah. Bagaimanapun dengan kondisi bingung, saya tetap membantu. Apalagi sebagai staf saya harus siap sewaktu-waktu karena beliau atasan," katanya.

Mendengar hal tersebut akhirnya para peserta tertawa lepas karena semuanya mengarah kepada Kepala Tata Usaha, Ibu Sinsin Yasini Komara (akrab dipanggil Teteh Sinsin). Bu Sinsin pun ikut tersenyum tertawa lepas. Hanya Mas Indri yang tertawa sambil minta maaf. Pengalaman yang diperoleh dari kejadian itu menurut Mas Indri adalah, dalam situasi apapun ketika kita diminta tolong maka berusaha untuk bisa membantu.

Pembaca yang kreatif, pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari situasi itu adalah, ternyata masalah yang dihadapi bisa diselesaikan ketika kita membuka jalur komunikasi. Kadang kelelahan dan padatnya aktivitas membuat orang ingin fokus pada pekerjaannya. 

Jika Anda memiliki perasaan tidak nyaman dan persoalan dengan rekan kerja, Anda bisa menyampaikannya, mengajaknya berbicara karena bisa saja sebenarnya ini adalah salah persepsi atau sikap yang kurang pas. Anda yang bekerja, ketika keluar dari rumah, menutup pagar, dan menuju ke kantor, atau Anda berada di jam kantor. Siapkan diri Anda untuk menerima dan melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepada Anda.

Tunjukkan respons cepat sehingga orang tidak perlu menunggu lama dan menduga-duga. Sampaikan kepada rekan kerja jika memang Anda sedang ada pekerjaan. Karena kalau hanya diam, hal ini bisa memunculkan prasangka yang membuat terjadinya hambatan komunikasi. Pada 2021 saatnya mengatur skema pekerjaan dan komunikasi Anda lebih baik. Sehat dan sukses selalu.

 

*Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional Universitas Amikom Yogyakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement