Jumat 08 Jan 2021 11:47 WIB

UNS Surakarta Tunda Penerapan Pembelajaran Campuran

UNS akan tetap melanjutkan proses pembelajaran secara daring.

Gedung dr Prakosa Kantor Pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Gedung dr Prakosa Kantor Pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menunda penerapan pembelajaran campuran untuk mahasiswa pada semester genap Februari-Juli 2021 menyusul masih relatif tingginya angka penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah.

"Ini sesuai dengan arahan Pemerintah Kota Surakarta melalui Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surakarta yang menyarankan penundaan pelaksanaan pembelajaran tatap muka atau luring yang akan dilaksanakan oleh UNS," kata Rektor UNS Jamal Wiwoho.

Ia mengatakan sebetulnya UNS sudah menyiapkan pembelajaran campuran dengan mempertimbangkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan Surat Edaran Direktoral Jederal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021.

"Setelah itu, kami izin ke Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surakarta agar dapat menyelenggarakan perkuliahan campuran tetapi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surakarta menyarankan untuk menunda," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya akan tetap melanjutkan proses pembelajaran secara daring seperti yang selama ini telah dijalankan sembari menunggu perkembangan penyebaran Covid-19.

Sementara itu, dikatakannya, penundaan pembelajaran campuran atau "hybrid learning" sudah sesuai dengan Surat Edaran (SE) Rektor UNS Nomor 1/UN27/SE/2021 tentang Penundaan Penyelenggaraan Pembelajaran Campuran Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 tertanggal 5 Januari 2021.

"Sebelumnya kami sudah mempersiapkan kemungkinan dilaksanakannya proses pembelajaran campuran pada semester genap Februari-Juli 2021, khususnya bagi mahasiswa Program Sarjana (S1) yang akan menempuh perkuliahan di semester 2 dan mahasiswa yang akan menyelesaikan tugas akhir," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh pimpinan fakultas, program studi, dosen, serta mahasiswa yang bersangkutan. Sifat perkuliahan luring atau tatap muka adalah pilihan, artinya baik dosen maupun mahasiswa dapat memilih model perkuliahan yang diinginkan, yakni luring atau daring.

"Persiapan secara akademis, terkait dengan pengaturan jadwal perkuliahan, penetapan mata kuliah, penugasan dosen pengampu, serta kesiapan fasilitas pembelajaran sudah diatur sedemikian rupa dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditetapkan oleh pemerintah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement