Jumat 08 Jan 2021 11:31 WIB

Pegawai yang Serbu Capitol Pakai ID Perusahaan Dipecat

Navistar Direct Marketing memecat karyawannya yang ikut menyerbu Capitol Hill

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Seorang pendukung Presiden AS Donald J. Trump duduk di meja Ketua DPR AS Nancy Pelosi, setelah pendukung Presiden AS Donald J. Trump melanggar keamanan Capitol AS di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Pengunjuk rasa menyerbu US Capitol di mana sertifikasi suara Electoral College untuk Presiden terpilih Joe Biden berlangsung
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Seorang pendukung Presiden AS Donald J. Trump duduk di meja Ketua DPR AS Nancy Pelosi, setelah pendukung Presiden AS Donald J. Trump melanggar keamanan Capitol AS di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Pengunjuk rasa menyerbu US Capitol di mana sertifikasi suara Electoral College untuk Presiden terpilih Joe Biden berlangsung

REPUBLIKA.CO.ID, FREDERICK -- Laki-laki yang memakai tanda pengenal perusahaannya saat menyerbu Capitol Hill dipecat. Navistar Direct Marketing di Frederick, Maryland mengeluarkan pernyataan mereka memecat pegawai mereka atas tindakan membahayakan orang lain.

Pada Kamis (7/1) perusahaan tersebut mengatakan mereka menemukan pegawai mereka mengenakan tanda pengenal Navistar saat ikut menerobos masuk Gedung Kongres. Dalam pernyataannya Navistar mengatakan telah meninjau foto yang menunjukkan salah seorang pengunjuk rasa memakai tanda pengenal mereka.

Baca Juga

Mereka mengatakan pegawai Navistar yang melakukan tindakan yang membahayakan kesehatan dan keamanan orang lain akan kehilangan pekerjaannya. Pendukung Donald Trump mengepung Capitol Hill untuk mengubah hasil pemilu yang sah dan demokratis.

Ashli Babbitt, perempuan yang tewas ditembak petugas keamanan saat penyerbuan terjadi, kerap menyebarkan klaim kecurangan pemilihan presiden 3 November lalu. Kepala Kepolisian Capitol Steven A. Sund mengatakan massa 'dengan aktif' menyerang petugas penegak hukum dengan pipa besi, cairan kimia berbahaya, dan senjata lainnya.

Suami Babbitt, Aaron, mengatakan pada stasiun televisi KSWB-TV di San Diego bahwa ia mengirim pesan ke istrinya 30 menit sebelum penembakan terjadi. Pesan itu belum dibalas.

"Ia mencintai negaranya dan ia melakukan apa yang ia pikir benar untuk mendukung negaranya, bergabung dengan orang-orang yang berpikiran sama yang cukup mencintai presiden dan negara mereka," kata Aaron Babbitt.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement