Jumat 08 Jan 2021 08:52 WIB

Himbara Sebut Dua Kunci Agar Kredit Perbankan Tumbuh

Penurunan suku bunga acuan BI telah diikuti penurunan suku bunga kredit.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Kredit bank (ilustrasi)
Foto: Tim Infografis Republika
Kredit bank (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari BRI, Bank Mandiri, BNI dan BTN menilai  penurunan suku bunga bukan merupakan faktor utama pendorong pertumbuhan kredit. Apabila permintaan kredit dapat terkerek maka konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat meningkat.

Ketua Himbara yang juga merupakan Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan analisa model ekonometrika secara umum, terbukti pertumbuhan kredit dipengaruhi secara signifikan oleh variabel konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. 

Baca Juga

“Oleh karenanya sudah sangat tepat dalam kondisi pandemi ini pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus langsung kepada masyarakat," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/1).

Sunarso juga memaparkan penurunan suku bunga acuan BI telah diikuti penurunan suku bunga pinjaman. Namun penurunan suku bunga pinjaman tidak diikuti kenaikan pertumbuhan pinjaman.

"Kita mesti bijaksana untuk melihat cara meningkatkan pertumbuhan kredit, karena turunnya suku bunga tidak selalu bisa mengontrol pertumbuhan kredit," ucapnya.

Menurutnya tren penurunan pertumbuhan pinjaman, termasuk Bank Himbara, sejak 2012 terjadi pada saat suku bunga perbankan cenderung turun. Penurunan suku bunga KUR juga tidak mendorong peningkatan agregat pinjaman perbankan, pada 2015 dan 2016 pada saat suku bunga KUR menurun signifikan, loan growth justru menurun sampai di bawah 10 persen. 

“Jadi kunci demand kredit ada di konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat," ucapnya.

Lebih lanjut dia menyebut peran Himbara dalam agenda pembangunan nasional tidak hanya terbatas pada penyaluran kredit semata. Himbara juga mengambil peran dalam kaitannya pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga penyaluran bantuan sosial yang digulirkan oleh pemerintah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement