Kamis 07 Jan 2021 22:26 WIB

BPPTKG: Gunung Merapi 4 Kali Keluarkan Awan Panas Guguran

BPPTKG mengatakan Gunung Merapi empat kali keluarkan awan panas guguran pada Kamis.

Gunung Merapi memuntahkan uap vulkanik dari kawahnya dilihat dari Sleman, Yogyakarta, Indonesia, Kamis 7 Januari 2021. Gunung setinggi 2.968 meter (9.737 kaki) itu memuntahkan longsoran awan panas pada Kamis pagi di tengah aktivitas vulkaniknya yang meningkat.
Foto: AP Photo/Taufiq Rozzaq
Gunung Merapi memuntahkan uap vulkanik dari kawahnya dilihat dari Sleman, Yogyakarta, Indonesia, Kamis 7 Januari 2021. Gunung setinggi 2.968 meter (9.737 kaki) itu memuntahkan longsoran awan panas pada Kamis pagi di tengah aktivitas vulkaniknya yang meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah empat kali mengeluarkan awan panas guguran pada Kamis (7/1) hari ini. BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan empat kali awan panas guguran terpantau keluar dari Gunung Merapi selama periode pengamatan sejak pukul 00.00 WIB sampai 18.00 WIB. "Awan panas sudah terjadi empat kali yaitu pada pukul 08.02, 12.50, 13.15, dan 14.02 WIB," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Baca Juga

Hanik menyebutkan awan panas guguran yang terpantau keluar pada pukul 08.02 WIB memiliki tinggi kolom 200 meter. Guguran awan panas pertama itu memiliki durasi 154 detik dengan amplitudo maksimum 28 mm ke arah Kali Krasak.

Awan panas guguran kedua keluar pada pukul 12.50 WIB dengan tinggi kolom 200 meter di atas puncak dengan jarak luncur 300 meter ke arah hulu Kali Krasak selama 139 detik dengan amplitudo maksimum 21 mm.

 

Berikutnya, awan panas yang keluar pada pukul 13.15 WIB memiliki amplitudo 10 mm dengan durasi 101 detik. Luncuran awan panas itu terpantau ke arah hulu Kali Krasak dengan jarak luncur lebih kurang 400 meter.

Awan panas keempat terjadi pada pukul 14.02 WIB dengan amplitudo 10 mm dan durasi 92 detik. Awan panas yang terpantau terakhir ini tidak teramati secara visual karena cuaca di sekeliling Merapi berkabut.

Sebelumnya, Hanik memperkirakan munculnya awan panas itu berasal dari gundukan yang beberapa waktu lalu terpantau di puncak Gunung Merapi. Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Potensi daerah bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak. BPPTKG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Merapi meningkatkan kewaspadaan mengingat awan panas guguran sudah muncul sejak status Siaga ditetapkan.

Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Berdasarkan data BNPB, prakiraan daerah bahaya akibat erupsi Gunung Merapi akan meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor); Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem); Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari) di Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Kemudian Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2) di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Selanjutnya Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi) di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Berikutnya Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang) di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement