Kamis 07 Jan 2021 19:14 WIB

Ketika Simbol Demokrasi AS 'Dilecehkan' Pendukung Trump

Para demonstran pro Trump menggeruduk masuk Capitol Hill menolak hasil pemilihan.

Pendukung Donald Trump di ruangan Ketua House Nancy Pelosi.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Pendukung Donald Trump di ruangan Ketua House Nancy Pelosi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Para petugas keamanan berbalut setelan jas berwarna gelap mengeluarkan dan mengarahkan pistol mereka ke massa yang berteriak dan berusaha untuk menghancurkan pintu masuk ke dalam ruangan majelis Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat yang biasanya tenang.

Adegan luar biasa itu bergulir di tengah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kongres AS oleh pendukung Presiden Donald Trump pada Rabu waktu setempat.

Baca Juga

Pemandangan itu menjadi satu dari banyak momen mengejutkan yang diputar di layar televisi di seluruh dunia ketika kursi negara demokrasi terbesar di dunia diserang oleh ratusan pengunjuk rasa yang marah atas kekalahan Trump. Presiden Trump keok dari lawannya kandidat Partai Demokrat, Joe Biden dalam pemilihan presiden November lalu.

Seorang wanita tewas ditembak dalam kerumunan orang di dekat tangga. Sebuah video yang diunggah ke media sosial menunjukkan apa yang terdengar seperti suara tembakan dan seorang petugas berpakaian gelap bersenjatakan senapan berdiri di dekat tempat dia jatuh. Petugas lain bergegas membantunya. Tak terlihat jelas situasi penembakannya, termasuk siapa yang melepaskan tembakan.

Apa yang dimulai sebagai protes tak teratur terhadap kekalahan Trump memanas menjadi pengepungan Gedung Capitol, simbol demokrasi AS. Para demonstran mencoba menghalangi pengesahan Joe Biden oleh Kongres.

Para perusuh berkelahi dengan petugas kepolisian, mendorong jalan mereka melewati barikade keamanan logam, memecahkan jendela dan memaksa masuk ke dalam gedung. Para anggota parlemen baik di Houses (DPR/majelis rendah) maupun Senat pun terpaksa menangguhkan pekerjaan mereka dan bersembunyi di kantor dan ruang aman lainnya.

Seorang pengunjuk rasa berjanggut abu-abu menggunakan apa yang tampak seperti pelindung anti huru hara plexiglass memecahkan jendela kaca Capitol, membuka jalan bagi perusuh untuk melewatinya.

Para anggota parlemen dengan pengalaman militer, termasuk Perwakilan Demokrat Jason Crow yang merupakan seorang mantan Ranger Angkatan Darat AS, dan Perwakilan Republik Markwayne Mullin, mantan atlet seni bela diri campuran, turun tangan untuk membantu. Perwakilan Reuben Gallego, seorang mantan Marinir, memberi tahu sesama anggota DPR cara memakai masker gas mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement