Kamis 07 Jan 2021 15:33 WIB

Nyaris Rp 3.000 per saham, Analis: BRIS Masih Uptrend

Harga BRIS ditutup 2.710 pada perdagangan Kamis.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pergerakan saham BRI Syariah terus menunjukkan kenaikan signifikan menjelang legal merger pada 1 Februari 2021. Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan tren pergerakan saham untuk naik masih cukup kuat.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pergerakan saham BRI Syariah terus menunjukkan kenaikan signifikan menjelang legal merger pada 1 Februari 2021. Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan tren pergerakan saham untuk naik masih cukup kuat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan saham BRI Syariah terus menunjukkan kenaikan signifikan menjelang legal merger pada 1 Februari 2021. Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan tren pergerakan saham untuk naik masih cukup kuat.

"Saya akui BRIS masih sangat uptrend," katanya pada Republika.co.id, Kamis (7/1).

BRIS naik sekitar 210 poin atau delapan persen pada hari ini di pukul 14.00 WIB hingga titik tertinggi tercatat di level 2.920. Saham BRIS ditutup di level 2.710 atau naik 7,97 persen pada penutupan perdagangan Kamis.

Menurut Nafan, investor lebih cenderung mengamati hasil kinerja laporan keuangannya.

Meski bersifat tentatif, saham BRIS prospektif untuk investasi jangka panjang. Menjelang legal merger, sentimen positif masih lebih tinggi dibanding sentimen negatif.

Saat itu, porsi kepemilikan publik akan menyusut jadi 4,4 persen dari saat ini saham publik memiliki porsi 23,3 persen. Meski ada potensi penurunan, Nafan mengatakan semuanya akan tergantung mekanisme pasar.

Harga saham akan turun jika sentimen negatif jauh lebih besar dibandingkan dengan sentimen positif. Untuk sementara ini, investor ritel juga berharap mendapatkan profit gain pada periode pembagian dividen pada waktu mendatang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement