Kamis 07 Jan 2021 10:58 WIB

BPBD Sleman: Belum Ada Perubahan Skenario Pengungsian

BPPTKG belum memperluas radius aman Merapi, yakni tiga kilometer dari puncak Merapi.

Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum melakukan perubahan skenario pengungsian darurat bencana erupsi Gunung Merapi meskipun dalam beberapa hari terakhir guguran lava pijar dominan ke arah barat. BPBD Sleman mengatakan pengungsian di bagian barat Gunung Merapi masih menunggu rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Kami belum melakukan perubahan, masih seperti rekomendasi BPPTKG bahwa rekomendasi jarak aman sejauh tiga kilometer dari puncak Merapi sedangkan permukiman warga di wilayah barat Merapi Sleman jarak terdekat enam kilometer," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Kamis (7/1).

Baca Juga

Menurut dia, untuk permukiman warga di wilayah barat, seperti di Kelurahan Tunggularum, Kecamatan Turi berjarak sekitar delapan kilometer dari puncak Merapi. "Permukiman di Dusun Turgo, Kecamatan Pakem berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Merapi," katanya.

Ia mengatakan, BPBD Sleman tetap menunggu rekomendasi dari BPPTKG Yogyakarta dalam menentukan setiap penanganan darurat bencana Merapi, terutama terkait pengungsian warga di daerah rawan bencana. "Sejauh ini BPPTKG belum memperluas jarak atau radius aman erupsi Merapi, masih pada jarak tiga kilometer dari puncak Merapi," katanya.

 

Kendati demikian, BPBD Sleman telah menyiapkan barak pengungsian di wilayah barat. Sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas Merapi dan radius aman diperluas, barak-barak tersebut telah siap digunakan.

"Barak pengungsian semuanya siap, termasuk sarana dan prasarananya, logistik untuk kebutuhan barak pengungsian juga sudah siap dan di masa pandemi Covid-19 ini semua barak sudah disiapkan sesuai protokol kesehatan Covid-19," katanya.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono mengatakan BPBD Kabupaten Sleman tetap mewaspadai potensi arah luncuran awan panas di sisi barat, meskipun diprediksi aliran lava dominan ke selatan melalui Sungai Gendol. "Kami tetap mewaspadai potensi luncuran lava Merapi di arah barat. Karena saat guguran beberapa waktu terakhir juga mengarah ke barat Sungai Senowo Magelang. Sehingga, potensi mengarah ke Sungai Boyong di Sleman tetap ada," katanya.

Menurut dia, saat ini rekomendasi dari BPPTKG Yogyakarta, warga yang harus diungsikan masih untuk tiga dusun di selatan Gunung Merapi, yakni Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Dusun Srunen di Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon (kecamatan) Cangkringan. "Warga yang diungsikan saat ini merupakan kelompok rentan, seperti lansia, balita, anak-anak, difabel, ibu menyusui dan lainnya," katanya.

Ia mengatakan, untuk wilayah rawan bencana erupsi Merapi di bagian barat meliputi Dusun Turgo, Ngandong dan Kemiri di Kecamatan Pakem, kemudian di Tunggularum, Kecamatan Turi. Sedangkan untuk dua dusun di Kecamatan Cangkringan yang juga masuk dalam rekomendasi BPPTKG, yakni Dusun Kaliadem di Kalurahan Kepuharjo dan Dusun Pelemsari di Kalurahan Umbulharjo saat ini kondisinya sudah kosong karena warga sudah tinggal di hunian tetap (huntap).

"Di dua dusun tersebut sudah kosong, sudah tidak ada hunian permanen. Tinggal kandang ternak saja," katanya.

Untuk pengungsian warga di Turgo, Ngandong maupun Tunggularum, lanjutnya, saat ini belum dilakukan karena masih menunggu rekomendasi dari BPPTKG dan perintah dari Kepala Pelaksana BPBD Sleman. "Namun, saat ini semua sudah siap, jika sewaktu-waktu harus evakuasi warga. Kami juga sudah melakukan sosialisasi kepada warga dan mereka juga sudah siap mengungsi, termasuk telah mengemas surat-surat penting dan lainnya dalam satu tas yang mudah dibawa," katanya.

Joko mengatakan, pengungsian warga di kawasan rawan erupsi Merapi tersebut harus sudah dilakukan sebelum status aktivitas Gunung Merapi naik menjadi "Awas". "Sebelum status 'awas' semua harus sudah 'clear' dan seluruh warga di kawasan rawan sudah diungsikan. Kami telah menyiapkan 12 barak pengungsian, mulai dari wilayah timur, tengah maupun barat. Saat ini kami fokus dengan apa yang direkomendasikan BPPTKG," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement