Kamis 07 Jan 2021 07:07 WIB

Alasan China Tolak Tim Selidiki Covid-19: Ada Salah Paham

China minta kesalahpahaman penolakan tim investigasi tak ditafsirkan berlebihan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Dokter menggunakan pulse oxymeter untuk memeriksa saturasi oksigen pasien Covid-19  di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 13 Februari 2020.
Foto: EPA
Dokter menggunakan pulse oxymeter untuk memeriksa saturasi oksigen pasien Covid-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 13 Februari 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengatakan terjadi kesalahpahaman dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (6/1). Alasan itu muncul setelah Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan kekecewaan penundaan untuk kunjungan oleh tim ahli yang menyelidiki asal-usul virus corona.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan masalahnya bukan hanya tentang visa untuk tim. Dia menekankan bahwa telah terjadi kesalahpahaman pada tanggal yang telah disepakati.

Baca Juga

Kedua belah pihak, menurut Hua, masih dalam diskusi mengenai waktu dan pengaturan lainnya. Untuk mengatasi masalah itu, dia mengeklaim China dan WHO tetap berkomunikasi secara dekat. “Tidak perlu menafsirkan ini secara berlebihan,” kata Hua.

Hua menyatakan saat ini para pakar di China sedang sibuk menangani lonjakan baru infeksi virus corona. Menurutnya, saat ini banyak lokasi memasuki awal masa perang untuk menghentikan virus.

Virus corona baru pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China pada akhir 2019 dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Banyak yang masih belum diketahui tentang asal-usulnya. China telah sensitif tentang saran apa pun yang bisa dilakukan lebih pada tahap awal pandemi untuk menghentikan penyebarannya.

Tim ahli internasional yang beranggotakan 10 orang akan berangkat pada awal Januari ke China. Pengiriman ahli ini sebagai bagian dari misi yang telah lama ditunggu untuk menyelidiki kasus awal penyakit tersebut.

Misi tersebut akan dipimpin oleh Peter Ben Embarek, ahli penyakit hewan yang melintasi batas spesies dari WHO. Dia pergi ke China untuk misi pendahuluan Juli lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement