Kamis 07 Jan 2021 03:18 WIB

Widodo Makmur Unggas Incar Dana Rp 1,2 T untuk Ekspansi

Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) akan melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Perseroan melepas 5,92 miliar saham baru ke publik atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) akan melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Perseroan melepas 5,92 miliar saham baru ke publik atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) akan melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Perseroan melepas 5,92 miliar saham baru ke publik atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. 

Dalam aksi korporasi tersebut, WMU menawarkan harga IPO berkisar antara Rp 142 sampai Rp 200. Dengan demikian, perseroan akan memperoleh dana segar berkisar antara Rp 841 miliar hingga Rp 1,2 triliun. 

Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi, mengatakan Perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi. Sementara sisa dana IPO sebesar 25,7 persen akan digunakan untuk modal kerja. 

Perseroan akan menambah serta memperluas sarana produksi, antara lain untuk pembangunan fasilitas Breeding PS Farm, Hatchery, layer Commercial Farm, Broiler Commerical Farm, Slaughterhouse, serta Feedmill. Menurut Ali, peningkatan kapasitas produksi akan berdampak terhadap penetrasi pasar yang lebih baik lagi ke depannya. 

“Kami optimis dapat meraih kesuksesan IPO di tengah pandemi Covid-19,” kata Ali, Rabu (6/1). 

Di tengah pandemi Covid-19, WMU tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Pada tahun ini, Perseroan memproyeksikan penjualan meroket naik 436 persen dan laba bersih 259 persen dari tahun lalu. WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22 persen menjadi 16 ribu ton. 

"Konsumen kita tersebar di seluruh Indonesia dan kebutuhan protein daging ayam nasional terus meningkat. Jadi kita yakin penjualan tahun ini tumbuh tajam," imbuh Ali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement