Rabu 06 Jan 2021 11:08 WIB

Ali Mazloum, Hakim Federal Muslim Pertama di Negara Katolik

Ali Mazloum menjadi Muslim pertama yang menjabat hakim federal di Brasil.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Ali Mazloum
Foto: Middle East Monitor
Ali Mazloum

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Ali Mazloum merupakan salah satu dari jutaan migran yang kisahnya menggambarkan tekad dan kesuksesan pengungsi Lebanon. Ketika ayahnya, Mohammed, tiba di Brasil pada 1950, dia tidak akan pernah tahu bahwa suatu hari putranya akan menjadi hakim federal. Di negara Katolik Roma terbesar di dunia, Ali Mazloum menjadi Muslim pertama dari keturunan Lebanon yang menempati posisi hakim federal itu.

Seperti mayoritas imigran Lebanon kala itu, orang tua Ali Mazloum pergi ke Brasil untuk mencari pekerjaan. Ayahnya bekerja sebagai pedagang kaki lima dan kemudian mengelola toko furnitur. Putra mereka, Mazloum, lahir pada 1960 dan merupakan salah satu dari delapan bersaudara.

Di tingkat universitas, Mazloum belajar arsitektur, tetapi tidak tertarik untuk bekerja di bidang ini. Hal ini mendorongnya untuk kembali dan mendaftar di fakultas hukum tempat ia lulus pada 1987.

"Saya bersekolah di sekolah arsitektur, tetapi saya jatuh cinta pada hukum," katanya dilansir di Middle East Monitor, Rabu (6/1). Setelah lulus, ia diangkat sebagai kepala kepolisian setempat sebelum menjabat sebagai jaksa.

Pada 1992 dia mengambil posisi sebagai hakim federal. Prestasi ini menjadikannya sebagai Muslim pertama yang sukses serta satu-satunya di Brasil. Bahkan, Mazloum menyebut, tak lama lagi ia bisa segera menjabat sebagai hakim di Mahkamah Agung Federal. Ia menantikan promosi jabatan yang diperkirakan akan terjadi awal 2022.

Setelah pensiun, dia memiliki keinginan untuk bergabung dengan kantor hukum kedua putranya, Amir dan Walid. Ia menyebut, kedua putranya telah melakukan pekerjaan yang luar biasa sebagai pengacara.

Pengaruh Mazloum tidak berakhir dengan peran sehari-harinya sebagai hakim. Dia telah menulis buku-buku tentang hukum dan peradilan serta Islam. Hingga saat ini, dia belum melepaskan identitasnya sebagai Muslim. Tulisan yang ia buat merupakan salah satu cara untuk membiarkan lebih banyak warga di Brasil mengenal tentang Islam.

"Saya telah menulis lima buku hukum dan sebuah buku tentang Islam. Buku ini berbicara tentang perilaku Muslim, cara hidup Islami, dan bagaimana bertindak dalam menghadapi kesulitan," kata dia.

Mazloum menulis buku pertamanya pada 1997. Peluncuran buku itu membawa pengaruh yang besar, hingga sekarang menjadi buku teks yang direkomendasikan di universitas-universitas Brasil.

Ada sejarah panjang kontak antara Brasil dan Lebanon. Migran Lebanon pertama menemukan jalan mereka ke negara itu pada akhir 1800-an. Sekarang, Brasil menjadi rumah bagi komunitas diaspora Lebanon terbesar di dunia dengan delapan juta orang Brasil keturunan Lebanon ada di negara itu, termasuk mantan Presiden Michel Temer.

Memang, sebenarnya ada lebih banyak orang keturunan Lebanon yang tinggal di Brasil daripada di Lebanon itu sendiri. Selama beberapa generasi, mereka telah menyebar ke berbagai negara melalui akses perdagangan maupun beberapa pekerjaan di posisi atas.

Komunitas tersebut telah membangun warisan gastronomi, metode negosiasi, dan jejak budayanya sendiri. Kehadiran mereka dinilai sangat penting untuk pengembangan perdagangan di Brasil. Dibandingkan kebangsaan lain di luar tanah air mereka, Lebanon telah berhasil memengaruhi Brasil dalam banyak hal.

Salah satu contohnya, sepuluh persen anggota parlemen memiliki akar atau latar belakang Lebanon. Hal ini berdampak besar, mengingat total populasi mereka di negara tersebut kurang dari lima persen dari keseluruhan.

Secara tradisional, Brasil telah menjadi salah satu masyarakat dengan tingkat rasis terkecil di dunia. Tetapi, kondisi ini telah berubah dengan munculnya sayap kanan dalam pemerintahan dan contoh rasisme yang mengalami peningkatan.

"Masyarakat umumnya menerima situasi ini, tetapi ada perlawanan dari elite politik. Selain itu, di sini, di Brasil, telah terjadi pertumbuhan eksponensial dari gereja-gereja evangelis yang para pemimpinnya secara terbuka memberitakan penentangan terhadap Islam. Saya bisa merasakan prasangka ini di dalam institusi saya dan terhadap saya," kata Mazloum.

Kondisi ini dinilai sangat memalukan. Hal tersebut menunjukkan peristiwa yang sama terjadi di seluruh dunia dan membawa pengaruh terhadap Brasil.

Meski demikian, Hakim Federal Ali Mazloum menunjukkan apa yang ia raih merupakan hasil kerja keras dan bakatnya sendiri. Saat ini, ia tidak hanya berada dalam posisi senior, tetapi diperkirakan akan meningkat lebih jauh ke depannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement