Selasa 05 Jan 2021 18:15 WIB

Kineticx Dukung Pengembangan Sport Science di Indonesia

Pihaknya bekerjasama dengan Vald Performance Australia.

Penerapan teknologi vlad performance saat fisioterapi.
Foto: Dok. Kin
Penerapan teknologi vlad performance saat fisioterapi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran teknologi saat ini telah merambah segala bidang, salah satunya  sektor industri olahraga di Indonesia. Hal ini khususnya seperti dalam masalah penanganan serta pencegahan cedera baik itu atlet profesional, sport enthusiast (lifestyle), tidak terkecuali juga para pekerja kantoran (employee). Founder KineticX yang juga dikenal sebagai fisioterapis olahraga di Tanah Air, Asep Azis mengatakan, KineticX hadir di tahun 2020 di untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut. 

Asep menjelaskan, pihaknya bekerjasama dengan Vald Performance Australia yang telah membantu lebih dari 850 tim elite olahraga profesional. Seperti di Liga Primer inggris hingga kompetisi cabang olahraga lainnya di Eropa. 

Begitu juga di NBA, NFL, MLB, AFL, NCAA dalam human measurement technologies yang hasilnya digunakan untuk meningkatkan performa, analisa risiko cedera, serta pemulihan. 

Teknologi Vald Performance di antaranya adalah 3D movement analysis, force frame strength testing, nordbord hamstring testing, force desk (dual force plate). Menurut dia, semua data akan disimpan dalam satu aplikasi sehingga mudah dipantau perkembangannya. 

“Saat ini sport science menjadi salah satu poin yang sedang disoroti oleh Menteri Pemuda dan Olahraga untuk menunjang prestasi atlet dengan data yang dihasilkan bersifat objektif dan menjadi dasar bagi fisioterapis untuk membuat program pencegahan cedera maupun digunakan oleh pelatih fisik untuk meningkatkan perfoema fisik atlet," kata Asep, Selasa (5/1).

Ia mencontohkan persiapan Tim Nasional sepak bola U-19 dan U-16 jelang Piala Asia. Pihaknya membantu pelatih kepala sampai sejauh mana persiapan fisik pemain yang nantinya tercatat dengan detail kelebihan dan kekurangannya. 

Hal yang sama berlaku juga bagi para sport enthusiast. Ia mengatakan, melalui sport science, mereka bisa memahami sampai sejauh mana kondisi tubuh sehingga bisa mencegah terjadinya cedera yang tidak diinginkan dan membantu fokus pencapaian target mereka dalam berolahraga. "Untuk range harganya terjangkau sesuai dengan kebutuhan sekitar Rp 350 ribu-Rp 900 ribu. Jenis tesnya seperti human movement test, strength & balance test, return to sport test, power test dan masih banyak lagi jenis pemeriksaan sport science-nya,” ujar Asep.

Ia mengatakan, KineticX telah melakukan ribuan kali tes dan treatment kepada beberapa klien baik secara personal maupun tim. Seperti misalnya pesepak bola Evan Dimas Darmono, Rizky Ridho Ramadhani, tim basket Surabaya Fever, timnas Futsal Indonesia, timnas sepak bola U-19, tim futsal Bintang Timur Surabaya, dan masih banyak lagi.

“Kita rutin melakukan medical check-up untuk mengecek kesehatan, tetapi belum banyak yang mengetahui mengenai profil fisik tubuhnya yang diperlukan untuk tetap bisa berolahraga dengan aman dan nyaman, baik dengan maupun tanpa riwayat cedera," kata dia. 

Misalnya, kata Asep, tes fisik seperti kekuatan otot merupakan salah satu komponen penting yang digunakan untuk mengevaluasi kelemahan atau imbalance dari kekuatan otot baik depan-belakang, maupun extremitas atas-bawah maupun membandingkan bagian kiri dan kanan. 

"Informasi data ini sangat penting untuk diketahui para pelaku olahraga profesional maupun non profesional. Semuaya akan terdeteksi dengan penggunaan teknologi sports science," ujar Asep yang saat ini menjadi fisoterapi timnas U-19.

Ia menambahkan, menjelang PON di Papua tahun 2021 akan banyak sekali kebutuhan pemeriksaan fisik atlet sebelum bertarung di event tersebut. Sehingga kineticx akan bersinergi dengan dispora, KONI, induk cabang olahraga, kemenpora untuk mendukung pengembangan sport science di Indonesia sehingga prestasi di SEA Games, ASIAN games, olimpiade, hingga piala dunia akan mengharumkan nama bangsa.

"Sebagai fisioterapis pasti akan terbantu dengan adanya sport science dari Vald Performance ini karena pemeriksaan menjadi lebih objektif, berdasarkan data, sehingga program fisioterapi menjadi lebih terukur progressnya dan dengan teknologi canggih ini juga bisa dijadikan bagian dari program fisioterapi serta dikombinasikan dengan beberapa inovasi terbaru di bidang sport medicine seperti misalnya blood flow restriction (BFR),” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement