Selasa 05 Jan 2021 15:26 WIB

Kapal Disita Iran, Korsel Dilaporkan Kirim Pasukan

Korsel kirim tim untuk bekerja sama dengan negara lain dalam merespons ancaman ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Kapal AL Iran.
Foto: AP
Kapal AL Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) dilaporkan mengirim pasukan militer untuk merespons penyitaan yang dilakukan Iran terhadap salah satu kapal tankernya. Seoul ingin bekerja sama dengan negara lain untuk beroperasi di kawasan.

Pada Senin (4/1) kemarin Garda Revolusi Iran mengumumkan kapal mereka Zulfiqar menyita kapal tanker Korsel yang beroperasi di Distrik Pertama Maritim Iran di Teluk. "Sebab melanggar sejumlah hukum lingkungan maritim," kata Garda Revolusi Iran.

Baca Juga

Kapal tanker Hankuk Chemi itu baru keluar dari pelabuhan di Jubail, Arab Saudi. Kapal yang membawa 7.200 ton minyak berbahan kimia itu membawa awak kapal dari Korsel, Indonesia, Vietnam dan Myanmar.

Garda Revolusi mengatakan kapal dan awaknya ditahan di pelabuhan Bandar Abbas di Iran. "Masalah ini akan ditangani pejabat peradilan," kata mereka.

Pada Selasa (5/1) Newsweek melaporkan untuk merespon hal tersebut Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan mereka telah 'mengirim pasukan anti-pembajak di dekat Selat Hormuz'. Korsel juga meminta dukungan dari International Maritime Security Construct.

Seperti diketahui koalisi sembilan negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dibentuk untuk mencegah Iran menyabotase atau menyita kapal-kapal internasional usai pergolakkan pada 2019 di Selat Hormuz.  

"(Seoul ingin) kerja sama erat antara pasukan anti bajak laut angkatan laut Korsel dan multinasional," kata Kementerian.

Selat Hormuz salah satu jalur perminyakan paling penting di dunia. Selat itu menjadi salah satu titik ketegangan antara AS dan Iran sejak Donald Trump berkuasa 2017 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement