Selasa 05 Jan 2021 00:15 WIB

DLHK Badung Maksimalkan Penanganan Sampah Kiriman di Pantai

Fenomena sampah kiriman itu merupakan kondisi yang pasti terjadi setiap tahun. 

 Pekerja membersihkan tumpukan puing dan sampah plastik yang dibawa oleh gelombang kuat di Pantai Kuta di Bali, Indonesia, 1 Januari 2021.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Pekerja membersihkan tumpukan puing dan sampah plastik yang dibawa oleh gelombang kuat di Pantai Kuta di Bali, Indonesia, 1 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, Bali, terus memaksimalkan penanganan sampah kiriman yang dibawa arus gelombang laut ke tepi pantai. Sampah plastik kiriman itu terdampar di sepanjang Pantai Kuta, Legian dan Seminyak, Badung.

"Kami sudah mengerahkan seluruh tenaga DLHK Badung di bidang kebersihan untuk menangani sampah yang terdampar di sepanjang pantai ini," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Badung I Wayan Puja di Mangupura, Senin (4/1).

Dia mengatakan, pihaknya terus memberi atensi khusus dan selalu bahu membahu bersama masyarakat untuk membersihkan bentangan pantai di Badung dari permasalahan sampah yang terjadi akibat fenomena angin barat yang mengakibatkan banyak sampah kiriman.

photo
Pekerja membersihkan tumpukan puing dan sampah plastik yang dibawa oleh gelombang kuat di Pantai Kuta di Bali, Indonesia, 01 Januari 2021. - (EPA-EFE/MADE NAGI)

"Gerakan bersih-bersih pantai terus kami lakukan, ratusan personel telah kami kerahkan serta puluhan armada juga disiapkan untuk mengangkut sampah," katanya.

Wayan Puja menambahkan, tidak hanya di sepanjang Pantai Kuta, Legian dan Seminyak saja, penanganan sampah juga dilakukan di kawasan pantai lainnya seperti di Pantai Jimbaran dan Kedonganan.

"Sampah kiriman ini sudah berlangsung sejak seminggu belakangan. Memang kami harus kerjakan penanganannya secara ekstra untuk menangani sampah ini," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengatakan, perlu ada beberapa pembenahan baik pola penanganan termasuk evaluasi kebutuhan terkait sarana prasarana penanganan sampah kiriman.

Ia mengakui, fenomena sampah kiriman itu merupakan kondisi yang pasti terjadi setiap tahun, ketika angin barat sudah mulai datang, biasanya bulan Oktober hingga Maret yang akan dihadapkan pada darurat sampah.

"Rentang bulan tersebut, sampah kiriman berasal dari dalam laut yang dibawa ombak ke pesisir. Untuk itu kita perlu penanganan ekstra, baik dari segi SOP, penyiapan SDM, sarana prasarana, dari segi waktu juga harus efektif," ujarnya.

Ia juga sudah memerintahkan Kepala DLHK agar menyusun pola petugas yang bekerja dengan tiga shift. Petugas juga diberi batasan bentang wilayah yang ditangani sehingga ada tanggung jawab yang pasti.

"Kami mengajak semua pihak mari bersama-sama berpartisipasi menangani sampah ini. Kami Pemkab Badung sudah berupaya semaksimal mungkin, tentu dengan kondisi kedaruratan ini butuh di bantu juga oleh pihak-pihak lain," kata Wabup Suiasa.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement