Senin 04 Jan 2021 16:54 WIB

Sempat Langka, Pasokan Tahu dan Tempe Mulai Normal di Bogor

Pasokan tahu tempe sempat langka selama tiga hari di sejumlah pasar di Kota Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tahu tempe yang menggunakan kedele impor dari Amerika Serikat
Foto: Blogspot
Tahu tempe yang menggunakan kedele impor dari Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pasokan tahu dan tempe di sejumlah pasar Kota Bogor dinyatakan mulai normal setelah sempat langka selama tiga hari. Namun, sejumlah pasar menjualnya dengan harga lebih mahal.

Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Muzakkir mengatakan, harga tahu dan tempe yang terpantau mengalami kenaikan di antaranya di Pasar Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor mulai Senin (4/1).

“Untuk Pasar Sukasari, tiga hari yang lalu sempat kosong tahu dan tempe. Setelah itu baru ada lagi pasokan dan ada kenaikan harga,” kata Muzakkir kepada Republika.co.id, Senin.

Dia menjelaskan, harga tahun dan tempe naik dengan selisih bervariasi. Tergantung ukuran serta kualitas tahu dan tempe yang dijual.

 

“Ada kenaikan harga Rp 2 ribu sampai dengan Rp 5 ribu, tergantung ukuran dan kualitasnya, untuk hari ini ditanyakan pedagang pasokan aman terkendali,” lanjutnya.

Di Pasar Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat, harga tahu dan tempe terpantau masih stabil di harga sebelumnya. Untuk tempe, Muzakkir mengatakan, saat ini dibanderol seharga Rp 7 ribu, dan tahu Rp 10 ribu per-10 buah.

Sebelumnya, kata Muzakkir, pasokan tahu dan tempe di Pasar Gunung Batu sempat langka sejak sebelum tahun baru 2021. Namun, hari ini pedagang sudah bisa kembali menjual tahu dan tempe seperti biasa.

“Untuk Pasar Jambu Dua dan Pasar Bogor Baru besok pagi dicek karena pedagang tahu biasanya pagi-pagi sekali,” tutup Muzakkir.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor Gandjar Gunawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan ke beberapa produsen tahu dan tempe. Dari pengecekan tersebut, ditemukan kenaikan harga kacang kedelai.

"Tetapi belum sampai pada berhenti proses produksi. Produksi tetap yang untuk kota Bogor sampai sekarang cuma memang ada kesulitan untuk ditatanan tingkat pembelinya," kata Gandjar.

Disperdagin masih mendalami kenaikan kacang kedelai ini. Terutama, di Kota Bogor yang beredar dari Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI) yang terletak di Jalan Baru, Kecamatan Tanah Sareal.

Hingga saat ini, kata Gandjar, pihaknya masih menunggu perkembangan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag).

\"Tapi faktanya, ada kenaikan harga kacang kedelai. Dan ini berpengaruh terhadap teman - teman produsen tahu dan tempe. Tapi belum sampai kepada produksi berhenti untuk sampai ini. Kita masih pantau terus,\" ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement