Senin 04 Jan 2021 13:53 WIB

Kemenkop Ungkap, Semua Sektor UMKM Terguncang pada 2020

Pemerintah telah menyiapkan langkah kebijakan mengatasi Covid-19 termasuk ekonomi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Pekerja memproduksi mie dan kulit pangsit di sentra industri rumahan Mie Ayam Langgeng di kawasan Depok, Jawa Barat, (ilustrasi). Sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang terguncang akibat pandemi.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pekerja memproduksi mie dan kulit pangsit di sentra industri rumahan Mie Ayam Langgeng di kawasan Depok, Jawa Barat, (ilustrasi). Sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang terguncang akibat pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan, 2020 merupakan tahun berat bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sebab, pandemi Covid-19 memberikan guncangan serius bagi UMKM hampir pada semua sektor, baik dari sisi suplai maupun demand.

"Berbagai hasil survei dampak pandemi Covid 19 terhadap UMKM menunjukkan berbagai masalah pada setiap aspek bisnis," ujar Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing Herustiati melalui keterangan resmi, Senin (4/1). Ia menembahkan, masalah terjadi pada aspek pemasaran, karena penurunan permintaan pelanggan dan kesulitan berjualan secara daring.

Baca Juga

Kemudian pada aspek produksi, terjadi kenaikan harga barang baku dan kesulitan mendapat bahan baku. Berikutnya aspek keuangan, dikarenakan kekurangan uang kas, dan adanya utang atau kredit yang jatuh tempo.

Pemerintah, kata dia, telah menyiapkan langkah kebijakan demi mengatasi Covid-19. Termasuk pada bidang ekonomi demi memperkuat pondasi keberlangsungan Usaha Koperasi dan UMKM (KUMKM) melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Kementerian Koperasi dan UKM meluncurkan berbagai program bantuan bersifat moneter, mulai dari BanPres Produktif Usaha Mikro, bantuan produktif untuk ultra-mikro dan mikro, restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro, restrukturisasi kredit untuk koperasi. Hingga bantuan nonmoneter seperti pendampingan UMKM," jelas Herustiati.

Dalam hal pendampingan UMKM, lanjut Herustiati, Kemenkop bersinergi dan berkolaborasi dengan asosiasi, komunitas, akademisi, maupun Perusahaan Teknologi Indonesia. "Serta mengoptimalkan fungsi PLUT sebagai sarana pendampingan UMKM yang tersebar di 71 Kabupaten/Kota dengan jumlah pendamping 409 orang, untuk bersama-sama bergotong royong membantu UMKM," ujarnya.

Ia menambahkan, strategi pendampingan UMKM di era pandemi Covid-19 difokuskan kepada pengembangan inovasi dan kreativitas. Baik di level produk maupun pelayanan sesuai perubahan preferensi dan perilaku konsumen, dengan cara mereview proses bisnis dan memanfaatkan informasi Teknologi secara optimal.

"Tak Lupa, kita akan mereview proses bisnis. Sekaligus memanfaatkan Teknologi Informasi," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement