Senin 04 Jan 2021 12:52 WIB

Harga Kedelai Impor Naik, Tahu dan Tempe Alami Inflasi

Tahu dan tempe mengalami inflasi 0,06 persen dan 0,05 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pengerajin membuat tahu di Kelompok Industri Tahu dan Tempe Sentosa Adi, Gedongkiwo, Yogyakarta, Senin (4/1). Kenaikan harga kedelai dari Rp 7 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram menjadi permasalahan pengerajin tahu. Saat ini pengerajin tetap membuat tahu dengan keuntungan sangat kecil atau bahkan cukup untuk berproduksi kembali.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengerajin membuat tahu di Kelompok Industri Tahu dan Tempe Sentosa Adi, Gedongkiwo, Yogyakarta, Senin (4/1). Kenaikan harga kedelai dari Rp 7 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram menjadi permasalahan pengerajin tahu. Saat ini pengerajin tetap membuat tahu dengan keuntungan sangat kecil atau bahkan cukup untuk berproduksi kembali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga kedelai impor telah memberikan kontribusi pada inflasi tahu dan tempe pada bulan lalu. Masing-masing mengalami inflasi 0,06 persen dan 0,05 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Sebelumnya, data Kementerian Perdagangan menyebutkan, harga kedelai impor di tingkat perajin mengalami penyesuaian dari Rp 9.000 per kilogram pada November menjadi Rp 9.300 hingga Rp 9.500 per kilogram pada Desember. Artinya, terjadi kenaikan 3,33 persen sampai 5,56 persen.

Baca Juga

Dampaknya, harga tahu dan tempe pun mengalami penyesuaian. “Namun demikian, kedua komoditas memberikan andil sangat kecil terhadap inflasi nasional," tutur Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers virtual pada Senin (4/1).

Sementara itu, secara keseluruhan, kelompok makanan, minuman dan tembakau mencatatkan inflasi 0,38 persen pada Desember. Kenaikan harganya memberikan andil 1,49 persen terhadap inflasi bulan lalu yang sebesar 0,45 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement