Senin 04 Jan 2021 05:57 WIB

Startup Daging Nabati Brasil Bidik Sertifikasi Halal

Startup di Brasil berharap memperkenalkan alternatif daging nabati

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Esthi Maharani
Daging nabati
Foto: Salaam Gateway
Daging nabati

IHRAM.CO.ID, BRASILIA -- Brasil adalah pengekspor daging terbesar kedua di dunia, namun negara ini juga diberkati dengan buah-buahan dan sayuran yang melimpah. Sebuah start-up teknologi pangan yang berbasis di Rio berharap untuk memperkenalkan dunia ke sisi lain Brasil, dengan alternatif daging nabati.

Didirikan baru-baru ini pada bulan April 2019, Fazenda Futuro telah memiliki lebih dari 7.000 titik penjualan di Brasil, sementara ekspornya telah mencapai berbagai negara seperti Australia, Kolombia, Meksiko, Belanda, Portugal, Swedia, dan Uruguay.

Pada bulan September, perusahaan rintisan tersebut memperoleh 21,5 juta dolar AS dalam investasi yang dikatakan akan digunakan untuk memperluas lini daging nabati dan mempercepat peluncuran burger, bakso, dan sosisnya ke pasar internasional yang lebih banyak. Investasi ini menambah 8,5 juta dolar AS yang ditarik perusahaan tahun lalu.

"Negosiasi sedang berlangsung dengan Inggris, China, India, dan Amerika Serikat," kata Daniel Wanderley, Direktur Penjualan Internasional Fazenda Futuro, dilansir di Salaam Gateway, Ahad (3/1).

Sejak Juni 2020, produk perusahaan juga telah tersedia di Uni Emirat Arab. Menggunakan bahan-bahan seperti kedelai, buncis, dan bit bebas transgenik, Fazenda Futuro pertama kali memperkenalkan burger nabati, yang kemudian diikuti dengan daging cincang, bakso, dan sosis nabati. Perusahaan menggunakan rasa tambahan untuk memastikan rasa daging berasap dan berair yang khas.

Perusahaan ini sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi halal oleh FAMBRAS, salah satu badan sertifikasi tertua dan paling terkenal di Brasil. Produsen makanan nabati biasanya tidak terburu-buru untuk mendapatkan sertifikasi halal, tetapi akan melakukannya jika masuk market sense.

"Untuk juga menjangkau konsumen Muslim yang lebih tradisional, penting untuk mendapatkan sertifikasi. Selain itu untuk masuk ke negara-negara seperti Arab Saudi ke depannya kami wajib memiliki sertifikasi," kata Wanderley.

Menurut Wanderley, proses sertifikasi halal dimulai pada bulan April. Karena Covid-19 ada beberapa penundaan. Tetapi semua dokumentasi yang diperlukan telah dikirim dan pihaknya berharap pabriknya akan dikunjungi pada bulan Januari. Sertifikasi akan segera menyusul.

Fazenda Futuro didirikan bersama oleh Marcos Leta dan Alfredo Strechinsky, yang berada di belakang merek jus alami Suco Do Bem yang diluncurkan pada tahun 2009. Para pendiri menjual perusahaan tersebut tahun lalu kepada raksasa minuman Amerika Latin Ambev. Saat itu, mata mereka sudah tertuju pada masa depan.

Terinspirasi oleh perusahaan Amerika seperti Beyond Meat dan Impossible Foods, Leta dan Strechinsky bertekad untuk memasuki pasar daging nabati yang sedang berkembang. Tujuannya adalah untuk meluncurkan produk yang sekaligus menyehatkan, dapat melawan dampak negatif produksi daging terhadap lingkungan, dan memenuhi kekhawatiran konsumen yang semakin meningkat tentang kesejahteraan hewan.

Good Food Institute AS memperkirakan tahun lalu bahwa penjualan bahan makanan nabati di Amerika yang menggantikan produk hewani tumbuh sebesar 29 persen selama dua tahun terakhir menjadi 5 miliar dolar AS pada tahun 2020. Dengan nilai sekitar 2 miliar dolar AS, susu nabati adalah produk yang paling banyak terjual, diikuti oleh perusahaan susu nabati lainnya (1,4 miliar dolar AS) dan daging nabati (939 juta dolar AS).

Namun, daging nabati akan menempati posisi terdepan di tahun-tahun mendatang. Sebuah laporan dari Polaris Market Research pada November memproyeksikan pasar daging nabati global mencapai 35,4 miliar dolar AS pada tahun 2027.

Menurut Organisasi Pangan Dunia (FAO) produksi daging global pada 2019 turun 1 persen menjadi 338,8 juta ton. Ini tidak ada hubungannya dengan meningkatnya permintaan akan produk nabati, tetapi terutama karena wabah Demam Babi Afrika di antara kawanan babi di China.

Sebagai tanggapan, produksi dan ekspor unggas di Brasil dan tempat lain mendapat untung. Dengan ekspor 4,2 juta ton pada 2019, Brasil adalah pengekspor ayam terbesar dunia, sementara 9 juta ton lainnya dicadangkan untuk konsumsi domestik.

Maka tidak mengherankan jika Fazenda Futuro pada bulan Oktober meluncurkan ayam nabati pertamanya, yang antara lain terdiri dari bahan-bahan kedelai, kacang polong, dan serat nabati panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement