Senin 04 Jan 2021 05:25 WIB

Profesor Harvard: Teknologi Alien Masuk Tata Surya pada 2017

Oumuamua diyakini merupakan tanda awal dari kedatangan alien.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA menangkap gambar luas biasa. Gambar ini memperlihatkan dua nebula planet, awan gas besar, dan debu di luar angkasa.
Foto: hubble
Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA menangkap gambar luas biasa. Gambar ini memperlihatkan dua nebula planet, awan gas besar, dan debu di luar angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 2017 lalu, objek misterius tampak di luar angkasa. Bukan piring terbang yang canggih tapinya.

Ilmuwan menamakan benda langit tersebut sebagai Oumuamua. Menurut Profesor Avi Loeb dari Harvard University, Oumuamua merupakan tanda awal dari kedatangan "tamu asing", yaitu alien.

Baca Juga

Loeb menjelaskan, Oumuamua bukan sekadar batuan luar angkasa pertama yang terdeteksi masuk ke sistem Tata Surya, melainkan bagian dari pecahan teknologi alien.

Yang membuat Oumuamua menarik adalah caranya bergerak. Menurut Loeb, tak ada satu pun benda di luar angkasa yang bergerak seperti Oumuamua.

Loeb menyebut, Oumuamua tampak memasuki sistem Tata Surya pada 6 September 2017. Lalu, pada 9 September 2017, Oumuamua berada pada jarak terdekat dengan matahari.

Memasuki pengujung September, Oumuamua tampak melesat dengan kecepatan 58.900 mil (sekitar 94.790 km) per jam melewati orbit Venus. Kemudian pada 7 Oktober 2017, Oumuamua terlihat melewati Bumi. Setelah itu, Oumuamua tampak bergerak cepat menuju konstelasi Pegasus.

Penampakan Oumuamua pertama kali terlihat oleh observatorium di Hawaii. Observatorium tersebut memiliki teleskop dengan definisi tertinggi di dunia yaitu Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS).

Dari pengamatan inilah benda langit tersebut terpantau dan diberi julukan "Oumuamua". Dalam bahasa Hawaii, Oumuamua dapat diartikan secara kasar sebagai "scout" atau pengintai.

Saat itu, tak ada foto yang bisa diambil. Akan tetapi, para astronom berhasil melatih teleskop mereka untuk mengintai Oumuamua selama 11 hari sambil mengumpulkan data.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement