Sabtu 02 Jan 2021 16:36 WIB

Nakes dan Satgas Covid-19 Harus Diberikan Vaksin Terbaik

Sebaiknya diusahakan vaksin yang lebih baik perlindungannya untuk petugas dan nakes.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
 Alat suntik dengan vaksin Covid-19
Foto: AP/Frank Roeth/F.A.Z. Pool
Alat suntik dengan vaksin Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog, Gilbert Simanjuntak menegaskan tenaga kesehatan atau nakes dan Satgas Covid-19 harus diberikan vaksin terbaik. Sementara vaksin yang sudah ada di Indonesia adalah vaksin Sinovac, yang efektivitasnya di bawah rata-rata vaksin lain.

"Risiko yang mereka tanggung terlalu besar. Sebaiknya diusahakan vaksin yang lebih baik perlindungannya untuk petugas dan tenaga kesehatan," pinta Gilbert yang juga sebagai Politikus PDI Perjuangan, dalam pesan singkatnya, Sabtu (2/1).

Baca Juga

Menurut Gilbert, berdasarkan data yang dikeluarkan Sinovac, efektifitasnya adalah 79 persen, jauh dibawah vaksin lain yang rata-rata 95 persen. Data efektifitas Sinovac sendiri sangat jauh bervariasi berdasarkan laporan negara yang melakukan uji klinis. 

Turki melaporkan 91,5 persen, Brazil melaporkan 50 persen dengan data yang tidak transparan. Sementara hasil uji klinis fase 3, yang melibatkan ribuan orang sukarelawan di Indonesia belum keluar. "Melihat besarnya variasi dari tiap negara, secara ilmiah dapat dikatakan perlu penelitian yang melibatkan jumlah subjek yang lebih besar, data yang akurat dan betul-betul terkontrol," ungkap Gilbert.

Sementara, lanjut Gilbert, jumlah tenaga kesehatan yang menjadi korban Covid-19 sudah banyak dilaporkan. Kemudian untuk mencetak tenaga kesehatan sebagai pasukan terdepan butuh waktu sedikitnya 7 tahun dan juga bukan untuk dikorbankan. Banyak tenaga kesehatan ini yang merelakan tenaga dan pikirannya tanpa dapat insentif yang sesuai, khususnya yang di RS swasta dan melayani BPJS. 

"Selayaknya bila mereka juga dihargai dengan mendapat vaksin terbaik dengan efektifitas 95 persen atau lebih," tegas Mantan Wakil Ketua Regional South East Asia Regional Office International Agency for Prevention of Blindness WHO itu.

Lebih lanjut, Gilbert mengatakan, melihat data vaksin Sinovac, dan hanya ini yang tersedia di Indonesia dengan prioritas untuk Tenaga Kesehatan seperti pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) maka sebaiknya ini ditunda kalau untuk petugas yang terpapar covid sehari-hari. Kemudian, bilamana diperlukan, daerah dengan episentrum Covid-19 umumnya mempunyai APBD yang cukup.

"Sehingga bisa menggunakan dana APBD untuk membeli vaksin yang sesuai. Daerah tersebut mencakup DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement