Sabtu 02 Jan 2021 15:19 WIB

Korsel Klaim Mampu Produksi Vaksin Covid-19

Korsel mengeklaim mampu mengembangkan vaksin Covid-19 pada akhir 2021.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Didi Purwadi
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengeklaim Korsel mampu memproduksi sendiri vaksin virus corona pada akhir 2021.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengeklaim Korsel mampu memproduksi sendiri vaksin virus corona pada akhir 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengeklaim mampu mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri pada akhir tahun 2021. Walau demikian, Korsel tetap menggunakan vaksin produk luar negeri yang akan dikirim dalam waktu dekat.

Perdana Menteri Korsel, Chung Sye-kyun, baru-baru ini mengadakan pertemuan antar lembaga tentang tanggapan atas Covid-19. ''(Pemerintah) akan bisa memperkenalkan vaksin Covid-19, yang kami kembangkan secara mandiri, kepada masyarakat sekitar akhir tahun (2021),'' katanya dalam konferensi pers di kompleks perkantoran pemerintah di Seoul dilansir dari kantor berita Yonhap pada Sabtu (2/1).

Chung juga menyampaikan bahwa vaksin buatan luar negeri dijadwalkan akan diberikan di Korsel mulai awal Februari. Pernyataan Chung tampaknya mengacu pada pengobatan antibodi Celltrion Inc. yang menunggu persetujuan dari Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korsel.

''Tinjauan tentang pengobatan, yang dikembangkan oleh perusahaan kami, untuk izin dimulai beberapa hari yang lalu juga,'' ujar Chung.

Chung optimistis bahwa Korsel mampu memenangkan perang melawan virus corona lebih cepat daripada negara lain. Khususnya jika sukses mengamankan perawatan dan vaksin semacam itu berdasarkan sistem pengendalian dan pencegahan virus yang kuat. 

Chung menekankan pemerintah mengelola situasi tanpa tindakan seperti penguncian atau pembatasan perjalanan. Korsel memang mencapai kesuksesan awal dalam kampanye antivirusnya dengan upaya agresif untuk menguji, melacak, dan mengobati infeksi. Tetapi Negeri Ginseng kini dicengkeram oleh gelombang transmisi skala besar lainnya.

"Ini momen paling kritis dalam fase akhir dari krisis virus corona," sebut Chung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement