Jumat 01 Jan 2021 15:40 WIB

Sempat Anjlok, Indeks Saham Syariah Mulai Bangkit 

Sejak turun pada Maret, saham syariah rebound hingga 50 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks saham syariah mulai menunjukkan tren yang positif setelah turun tajam pada Maret 2020 lalu. Tren tersebut tergambar dari kinerja Indonesia Syariah Stock Indeks (ISSI) serta Jakarta Islamic Indeks (JII) sepanjang tahun ini.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Indeks saham syariah mulai menunjukkan tren yang positif setelah turun tajam pada Maret 2020 lalu. Tren tersebut tergambar dari kinerja Indonesia Syariah Stock Indeks (ISSI) serta Jakarta Islamic Indeks (JII) sepanjang tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks saham syariah mulai menunjukkan tren yang positif setelah turun tajam pada Maret 2020 lalu. Tren tersebut tergambar dari kinerja Indonesia Syariah Stock Indeks (ISSI) serta Jakarta Islamic Indeks (JII) sepanjang tahun ini. 

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr mengatakan kinerja indeks saham syariah cukup mirip dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Sudah membentuk high baru setelah low di Maret lalu," kata Zamzami, Jumat (1/21).

Melihat pergerakannya sejak turun di bulan Maret lalu, Zamzami mengatakan, indeks saham syariah sudah mengalami rebound atau kenaikan sebanyak 40-50 persen. 

Adapun saham-saham yang mendorong kenaikan JII dan ISSI dalam enam bulan terakhir yaitu antara lain PT Astra Indonesia Tbk (ASII), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

 

Zamzami menilai, potensi kenaikan indeks saham syariah masih cukup tinggi pada tahun 2021. Zamzami memperkirakan potensi kenaikan indeks saham syariah di tahun ini kurang lebih sama dengan IHSG yaitu mencapai 13 persen.  

Menurut Zamzami, saham dari sektor telekomunikasi dan tambang bisa menjadi pilihan menarik untuk dikoleksi pada tahun ini. Meningkatnya harga komodoitas seiring dengan pemulihan ekonomi akan berdampak positif terhadap pertumbuhan profitabilitas perusahaan di sektor tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement