Jumat 01 Jan 2021 11:50 WIB

Wall Street Akhiri 2020 dengan Dow Jones di Rekor Tertinggi

Kenaikan Wall Street didorong stimulus fiskal dan moneter besar-besaran.

Aktivitas Wall Street
Foto: AP Photo/Richard Drew
Aktivitas Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street mengakhiri tahun penuh gejolak dengan Dow dan S&P 500 di rekor tertinggi pada Kamis (31/12). Tiga indeks utama saham AS mencatat kenaikan tahunan yang kuat hingga spektakuler meskipun ekonomi terganggu oleh virus Covid-19, saat investor melihat perkembangan dunia pasca pandemi.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 196,92 poin atau 0,65 persen menjadi ditutup di 30.606,48 poin. Indeks S&P 500 meningkat 24,03 poin atau 0,64 persen, menjadi berakhir di 3.756,07 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup menguat 18,28 poin atau 0,14 persen menjadi 12.888,28 poin.

Baca Juga

Ketiga indeks utama menguat, dengan Dow dan S&P 500 meningkat di menit-menit terakhir sesi untuk mengamankan rekor tertinggi. Indeks 30 saham Dow dan S&P 500 mencatatkan rekor tertinggi penutupan mereka.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan utilitas dan keuangan masing-masing terangkat 1,59 persen dan 1,32 persen, melampaui sektor lainnya. Namun, sektor energi dan kebutuhan pokok konsumen tampak kesulitan.

Untuk tahun 2020, S&P 500 melonjak 16,3 persen, Dow naik 7,2 persen dan Nasdaq melambung 43,6 persen, yang menandai kenaikan tahunan terbesar untuk indeks teknologi berat sejak 2009.

Dalam satu tahun yang menandai berakhirnya pasar bullish terpanjang dalam catatan karena lockdown pemerintah yang dipicu pandemi menghantam ekonomi global, ekuitas diserbu kembali, dengan S&P 500 melesat lebih dari 66 persen dari level terendah 23 Maret, menghasilkan pasar bearish terpendek dalam sejarah.

Kenaikan, yang mengirim Dow dan S&P ke rekor tertinggi untuk menutup tahun 2020 dan Nasdaq ke rekor awal pekan ini, sebagian didorong oleh stimulus fiskal dan moneter besar-besaran yang diberlakukan untuk menopang ekonomi yang terguncang akibat kejatuhan virus corona, serta kemajuan vaksin.

"Untuk indeks-indeks yang luas, ini adalah tahun bullish meskipun ada kegilaan di dunia nyata," kata Mike Zigmont, kepala penelitian dan perdagangan di Harvest Volatility Management.

"Saya merasa seperti investor telah memutuskan bahwa dunia telah berubah selamanya, pandemi virus corona adalah katalisnya dan sekarang investor telah memutuskan siapa pemenangnya dan siapa yang kalah dan bergerak maju."

Namun, data pada Kamis adalah pengingat bahwa ekonomi masih memiliki pemulihan yang panjang ke depan ketika klaim pengangguran awal mingguan, sementara menurun untuk minggu kedua berturut-turut menjadi 787.000, tetap jauh di atas puncak Resesi Hebat 2007-2009.

Teknologi dan consumer discretionary adalah sektor dengan kinerja terbaik pada 2020. Sementara energi, yang tertinggal selama dekade terakhir, sekali lagi menjadi yang terlemah dari 11 sektor S&P utama pada 2020 dalam perjalanan menuju kinerja tahunan terburuk yang pernah ada.

Perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon dan Apple membantu mengangkat S&P 500 dan Nasdaq, serta termasuk nama-nama yang diuntungkan dari lingkungan perintah 'tinggal di rumah', seperti pengecer daring ETSY Inc dan platform pembayaran digital PayPal .

Saham Tesla yang ditambahkan ke indeks acuan S&P pada 21 Desember, melejit 743 persen pada 2020.

Harapan jangka pendek dari stimulus bantuan tunai yang lebih besar meredup setelah Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell memblokir pemungutan suara cepat pada Rabu (30/1) untuk mendukung seruan Presiden Donald Trump guna meningkatkan cek bantuan Covid-19 menjadi 2.000 dolar AS dari 600 dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement