Jumat 01 Jan 2021 07:40 WIB

PLN Operasikan Dua Pembangkit dari Sampah

PLN melakukan transisi pembangkit berbasis energi terbarukan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memeriksa pengoperasian mesin instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu saat uji coba di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (2/8/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Pekerja memeriksa pengoperasian mesin instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu saat uji coba di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (2/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Implementasi cofiring biomassa berbasis cangkang sawit pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ketapang berkapasitas 2x10 Mega Watt (MW) dan PLTU Sanggau 2x7 MW resmi beroperasi. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengapresiasi komersialisasi Cofiring kedua PLTU tersebut sebagai bukti keseriusan PLN dalam meningkatkan kontribusi EBT dalam bauran energi nasional.

"Apresiasi kami kepada PLN dan group untuk terus mendukung upaya transisi energi yang berbasis energi terbarukan berkelanjutan, dimana salah satu program green booster-nya PLN ada cofiring pada PLTU eksisting dengan menggunakan baik itu biomassa ataupun sampah," ujar Dadan, Kamis (31/12) malam.

Setelah PJB berhasil Go Live Komersial di PLTU Paiton, PLTU Pacitan, PLTU Jerajang, PLTU Suralaya 1-4, PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau berhasil, Dadan berharap akan segera disusul dengan Go live komersial dari di PLTU-PLTU yang lainnya.

Apresiasi pemerintah kepada UIKL Kalimantan karena Go Live Komersial PLTU Ketapang 2X10 MW dan PLTU Sanggau 2X7 MW lantaran kedua PLTU tersebut merupakan PLTU pertama yang dikelola oleh unit induk PLN yang melakukan implementasi cofiring secara komersial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement