Kamis 31 Dec 2020 20:57 WIB

Polisi Diminta Tangkap Maling Tanaman Hias di Medan

Satu pengusaha tanaman hias di Medan mengalami kerugian Rp 40 juta karena pencurian.

Pencurian/Maling (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pencurian/Maling (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengusaha bunga hias bernama Edwin Aldrin Gultom (51) warga Jalan Sembada V, Kelurahan PB Selayang, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumatra Utara, mengalami kerugian sekitar Rp 40 juta. Ini setelah puluhan tanaman hias dicuri maling. Korban berharap polisi segera mengungkap pelaku yang aksinya jelas terekam kamera CCTV. 

Peristiwa itu terjadi pada Ahad (27/12) sekitar pukul 03.00 WIB di di tempat usaha tanaman hiasnya yang beralamat di Jalan Asoka, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang. Namun, dirinya baru mengetahui kehilangan koleksi bunganya pada Senin (28/12) sekitar pukul 10.00 WIB. Ia lalu meneliti rekaman CCTV yang prosesnya cukup memakan waktu dan menguras tenaga. 

"Setelah mendapat bukti dari CCTV, saya kemudian melaporkannya ke Polsek Sunggal kemarin (Rabu 30/12) siang. Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP) bernomor 1421/XII/2020/SPKT/POLSEK SUNGGAL," Kata Edwin saat dikonfirmasi, Kamis (31/12).

Edwin tidak bisa menyimpulkan apakah maling masuk dengan cara melompat pagar bagian depan tempat usahanya. Dari hasil rekaman CCTV, maling terlihat mengambil karung yang berada di lapak milik Edwin sebelum si maling memulai aksinya. Rekaman CCTV juga memperlihatkan maling tampak hapal betul letak lapak milik Edwin, padahal aksi dilakukan saat gelap. 

Ia menambahkan, tanaman hias dicuri pelaku merupakan bunga yang lagi tren saat ini, dan memiliki nilai jual dengan harga mencapai jutaan rupiah. Jenis tanaman hias yang hilang, Aglonema, Calathea, Alokasia, Singonium, dan Hoya. Yang paling mahal dari yang hilang itu ada yang harganya mencapai Rp 2 juta. 

"Untuk laporan ke Polsek Sunggal, saya sangat mengharapkan polisi bisa mengungkap pencurian ini supaya ada efek jera bagi pencurian tanam hias. Saya berharap polisi langsung bergerak untuk menyelidiki orang yang wajahnya mirip dengan yang ada di CCTV," pinta Edwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement