Kamis 31 Dec 2020 13:23 WIB

Menlu: Total 3 Juta Vaksin Sinovac Sudah di Indonesia

Vaksin Sinovac Tahap 2 yang baru tiba akan dikirimkan ke Bio Farma di Bandung

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah telah menerima kedatangan pengiriman vaksin Covid-19 tahap kedua dari Sinovac. Sebanyak 1,8 juta dosis vaksin telah diterima hari ini setelah sebelumnya Indonesia menerima 1,2 juta dosis vaksin pada 6 Desember lalu.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, dengan ketibaan tahap kedua vaksin Sinovac ini maka total 3 juta vaksin jadi Sinovac telah berada di Indonesia.

Baca Juga

“Ini merupakan pengiriman batch kedua setelah pengiriman batch pertama sebesar 1,2 juta dosis pada tanggal 6 Desember 2020. Dengan ketibaan ini maka telah terdapat 3 juta vaksin jadi Sinovac yang berada di Indonesia,” ujar Menlu Retno saat konferensi pers, Kamis (31/12).

Selanjutnya, sebanyak 1,8 juta dosis vaksin yang baru saja tiba ini akan dikirimkan ke PT Bio Farma di Bandung untuk disimpan sesuai protokol dengan standar WHO. Selain itu, dalam waktu dekat, Indonesia juga akan menerima 15 juta dosis bulk vaksin Sinovac yang kemudian akan diolah oleh PT Bio Farma.

Retno mengatakan, pemerintah Indonesia juga telah menandatangani komitmen penyediaan vaksin dari Novavax asal Amerika Serikat dan vaksin dari AstraZeneca asal Inggris. Masing-masing sebesar 50 juta dosis vaksin.

“Secara pararel, pembicaraan berkesinambungan saat ini juga sedang dilakukan dengan Pfizer yang berasal dari AS dan Jerman,” tambahnya.

Menurut Retno, Emergency Use Authorization (EUA) atau izin edar untuk vaksin AstraZeneca telah diterbitkan oleh Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency atau MHRA Inggris. MHRA sendiri, lanjutnya, merupakan salah satu otoritas regulator asing yang memiliki mekanisme reliance dengan BPOM, sehingga proses penerbitan EUA vaksin AstraZeneca di Indonesia nantinya akan lebih mudah.

“Melalui mekanisme reliance ini proses penerbitan EUA atas vaksin AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah. Hasil EUA di Inggris ini dapat dijadikan basis dari review dikeluarkannya EUA di Indonesia,” jelas Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement