Rabu 30 Dec 2020 15:08 WIB

Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sampai Maret 2021

Gunung Semeru sempat mengalami kebakaran di beberapa titik pada September 2019.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu.
Foto: ANTARA /Seno
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru menutup pendakian Gunung Semeru sampai Maret 2021. Hal ini tertera dalam surat pengumuman nomor PG.15/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/12/2020 tentang penutupan total pendakian Semeru. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BB TNBTS, Agus Budi Santosa mengatakan, penutupan pendakian Semeru mulai berlaku pada 29 November 2020 sampai 31 Maret 2021. Kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi klimatologi peningkatan intensitas curah hujan. Kemudian juga mengantisipasi kemungkinan terjadinya badai sebagaimana diperkirakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Ini (penutupan pendakian) juga dalam rangka pemulihan ekosistem," kata Agus saat dikonfirmasi republika.co.id, Rabu (30/12).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Juanda, Jawa Timur (Jatim) telah meminta masyarakat di daerah dataran tinggi lebih waspada di tengah musim penghujan. Hal ini lantaran wilayah tersebut berpotensi mengalami banjir bandang dan tanah longsor.

Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto mengatakan, saat ini seluruh daerah di Jatim telah memasuki musim penghujan. Berdasarkan histori dan prakiraan, musim hujan mulai terjadi di Jatim pada Desember 2020 sampai Februari 2021. "Potensi curah hujan yang terjadi bisa cukup intens, hampir merata di wilayah Jatim," kata Teguh kepada republika.co.id.

Teguh mendorong masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Waspadai juga hujan yang disertai angin kencang sesaat. Lalu potensi genangan, banjir, banjir bandang dan tanah longsor akibat akumulasi intensitasnya curah hujan periode Desember sampai Februari 2021.

Sebagai informasi, Gunung Semeru sempat mengalami kebakaran di beberapa titik pada September 2019. Pengelola pun terpaksa menutup pendakian sebagai langkah memulihkan ekosistem di lokasi. Jadwal penutupan ini diperpanjang setelah pandemi Covid-19 menerpa Indonesia sekitar Maret 2020. 

BB TNBTS kembali membuka pendakian Gunung Semeru pada 1 Oktober 2020. Pengumuman ini diinformasikan melalui surat edaran yang ditandatangani Kepala BB TNBTS, John Kennedie pada 21 September 2020. Namun pembukaan ini tidak berlangsung lama setelah aktivitas Semeru dilaporkan mulai meningkat pada akhir November lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement