Rabu 30 Dec 2020 14:19 WIB

Indonesia Amankan 100 Juta Dosis Vaksin, Bukan dari Sinovac

Jumlah dan jenis vaksin yang dipesan semakin beragam.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Mas Alamil Huda
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN farmasi kembali mengamankan vaksin Covid-19 dari Novavax yang berasal dari Kanada-AS dan AstraZeneca dari Inggris. Total yang diamankan sebanyak 100 juta dosis vaksin.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan kesepakatan tersebut dilakukan pada Rabu (30/12). Kesepakatan dilakukan oleh PT Indo Farma dengan Novavax dan Bio Farma dengan AstraZeneca, masing-masing sebanyak 50 juta dosis vaksin Covid-19. Honesti menyebut hal ini merupakan bagian dalam upaya holding farmasi mengamankan program vaksinasi 2021.

"Hari ini kami telah menandatangani dengan Novavax sebanyak 50 juta dosis vaksin dan AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis vaksin," ujar Honesti dalam jumpa pers virtual mengenai perkembangan vaksin Covid-19 pada Rabu (30/12).

Honesti menyebut jumlah dan jenis vaksin yang dipesan semakin beragam. Sebelumnya, kata Honesti, Bio Farma juga telah mendapatkan 1,2 juta dosis vaksin dari Sinovac yang telah tiba di Indonesia. Indonesia, kata Honesti, juga akan kembali mendapatkan 1,8 juta dosis vaksin dari Sinovac dalam waktu dekat.

Selain berhasil mengamankan ketersediaan vaksin, lanjut Honesti, Bio Farma juga telah mendapatkan sertifikasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari BPOM sehingga Bio Farma sudah sangat layak melalukan produksi vaksin Covid-19.

"Dari sisi distribusi, kita juga sudah menyiapkan sistem terintegrasi digital untuk memastikan vaksin yang diberikan aman kepada masyarakat," ungkap Honesti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement