Selasa 29 Dec 2020 23:46 WIB

Tingkat Adopsi Cloud Meningkat, IBM Luncurkan Entitas Perusahaan Baru

Tingkat Adopsi Cloud Meningkat, IBM Luncurkan Entitas Perusahaan Baru.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Tingkat Adopsi Cloud Meningkat, IBM Luncurkan Entitas Perusahaan Baru. (FOTO: Unsplash/Mikita Yo)
Tingkat Adopsi Cloud Meningkat, IBM Luncurkan Entitas Perusahaan Baru. (FOTO: Unsplash/Mikita Yo)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Studi dari Institute for Business Value (IBV) tahun 2020 mengungkap, 16% pemimpin bisnis di Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah mengalokasikan pengeluaran TI mereka ke cloud dan berencana meningkatkan porsi pengeluaran untuk hybrid cloud dari yang saat ini 51% menjadi 57% pada 2023.

Di Indonesia, organisasi diperkirakan akan menggunakan rata-rata 11 cloud per organisasi dari vendor yang semakin banyak pada 2023. Untuk dapat memenuhi permintaan ini, IBM membagi perusahaannya menjadi dua bagian, agar sepenuhnya bisa menyelaraskan layanan dengan kebutuhan klien dan pola pembelian mereka.

Pada Oktober 2020, IBM mengumumkan rencana yang berani untuk melakukan spin-off atau memisahkan bisnis layanan infrastruktur terkelolanya menjadi entitas tersendiri pada akhir 2021.

Baca Juga: Intip Cara Blockchain Buat Pemilu AS Lebih Terpercaya

"Mewakili 25% dari total pendapatan IBM, NewCo–yang merupakan nama sementara–akan menjadi perusahaan bisnis layanan infrastruktur mandiri terbesar di dunia dengan nilai bisnis sebesar US$60 miliar dan total 4.500 klien," kata perusahaan dalam siaran pers, Selasa (29/12/2020).

Keputusan untuk melakukan spin-off dengan nama NewCo diharapkan akan mendorong terciptanya dua perusahaan industri dengan fokus strategis dan fleksibilitas yang berbeda.

"Kebutuhan pembelian klien untuk aplikasi dan layanan infrastruktur semaking mengerucut, sementara adopsi platform hybrid cloud kami pun mengalami perceparan," kata CEO IBM Arvind Krishna

Analis industri dan keuangan memandang spin-off NewCo sebagai sebuah inisiatif positif.

"NewCo memiliki peluang untuk menjadi organisasi yang lebih gesit dalam menjalankan strategi yang terpusat pada platform terbuka serta berfokus pada cloud dan AI," kata Linus Lai, Wakil Presiden IDC Asia-Pasifik.

Saad Toma, IBM Asia Pacific Global Technology Services Leader, melihat adanya percepatan dalam adopsi hybrid cloud sebagai akibat dari pandemi seiring dengan keputusan perusahan untuk melakukan modernisasi aplikasi, otomasi, dan pemanfaatan AI pada operasi bisnisnya.

Baca Juga: Menuju Akhir Tahun 2020, Bitcoin dan Altcoin Semakin Menguat

"Klien kami menemukan bahwa memilih pendekatan open hybrid cloud memberikan nilai bisnis 2,5 kali lebih tinggi daripada hanya mengandalkan public cloud saja. Dengan demikian, kami meyakini spin-off ini akan memungkinkan IBM dan NewCo untuk lebih baik lagi dalam menyelaraskan diri dengan kebutuhan klien, dan juga untuk tumbuh lebih cepat, secara terpisah," katanya.

"Kami melihat bahwa percepatan adopsi cloud telah terjadi di Indonesia karena bisnis memerlukan kekuatan cloud untuk tetap bisa kompetitif di pasar. Adopsi cloud telah menjadi fitur utama dalam pengembangan model bisnis baru yang digerakkan secara digital," pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement