Selasa 29 Dec 2020 21:09 WIB

Kemenhub akan Perluas Layanan Teman Bus di 11 kota

Saat ini layanan Teman Bus tersebut baru ada di lima kota

Pengemudi mengoperasikan bus Batik Solo Trans (BST) saat peresmian layanan Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (Teman) Bus di kawasan Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (29/12/2020). Layanan Teman Bus tersebut mulai dioperasikan di lima kota, yaitu Solo, Medan, Palembang, Yogyakarta, dan Bali untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi publik.
Foto: Antara/Maulana Surya
Pengemudi mengoperasikan bus Batik Solo Trans (BST) saat peresmian layanan Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (Teman) Bus di kawasan Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (29/12/2020). Layanan Teman Bus tersebut mulai dioperasikan di lima kota, yaitu Solo, Medan, Palembang, Yogyakarta, dan Bali untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi publik.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memperluas layanan Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (Teman) Bus di 11 kota untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat dalam menggunakan alat transportasi umum.

Pada peluncuran Teman Bus koridor 1 dan 2 serta public transport information system (PTIS) di Pendhapi Gede Balai Kota Surakarta, Selasa (29/12), Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Ahmad Yani mengatakan saat ini layanan Teman Bus tersebut baru ada di lima kota, yaitu Surakarta, Medan, Bali, Yogyakarta, dan Palembang.

Baca Juga

Selanjutnya, untuk layanan Teman Bus dengan sistem buy the service tersebut pada tahun depan operasionalnya akan ditambah di 11 kota lain, di antaranya Surabaya, Bandung, Malang, Makassar, Banjarmasin, Gorontalo, Balikpapan, Sorong, dan Jayapura.

"Lima ini baru pilot project, ini lanjutannya. Khusus di Solo ada 90 armada yang dioperasikan," katanya.

Ia mengatakan mengenai pengadaan moda transportasi umum sendiri memang dibutuhkan intervensi dari pemerintah sehingga keberadaannya dapat terus dipertahankan.

"Kalau tidak ada intervensi pemerintah di public transport khususnya pemerintah pusat maka ke depan mungkin kita tidak bisa melihat lagi angkutan umum, akan hilang karena butuh kerja investasi dan kesinambungan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement