Rabu 30 Dec 2020 04:09 WIB

Nasib Bandara Gaza Palestina yang Terbengkalai

Bandara Gaza atau The Yaser Arafat International Airport simbol kemerdekaan Palestina

Red: Nur Aini
Bendera Palestina. Ilustrasi
Foto: Reuters
Bendera Palestina. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Bandara itu telah terbengkalai menjadi tumpukan pasir. Jika dilihat, orang mungkin tak bisa membayangkan bahwa pernah ada pesawat yang hilir mudik di sana. Dulu, Bandara Gaza atau dikenal pula dengan nama The Yaser Arafat International Airport adalah simbol kemerdekaan Palestina. 

Direktur Umum Palestine Airlines Zeyad al-Bada mempunyai kenangan manis dengan Bandara Gaza. Pada 2 Juni 1996, al-Bada menerima panggilan telepon mengejutkan dari mantan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat. 

Baca Juga

Arafat memberi tahu al-Bada yang bahwa dia akan menjadi orang pertama yang mendarat di Bandara Internasional Gaza yang baru dibangun. Kala itu, al-Bada masih seorang kapten sekaligus pilot pribadi Arafat. 

"Tidak ada peta udara, tidak ada radar, bandara Gaza bahkan tidak dikenali secara global," kata al-Bada saat diwawancara Aljazirah. 

Saat ditelepon Arafat, al-Bada tengah berada di Kairo, Mesir. Namun kala itu, Bandara Internasional Kairo menolak membuat rencana penerbangan ke Gaza. Arafat akhirnya menghubungi mantan presiden Mesir Husni Mubarak untuk membantu menangani masalah tersebut. 

Mubarak akhirnya memerintahkan Otoritas Penerbangan Sipil Mesir untuk menerbitkan izin penerbangan ke Gaza. Al-Bada, dengan perasaan campur baur antara gerogi, bahagia, dan khawatir akhirnya membawa Arafat ke Bandara Gaza. 

Saat itu al-Bada khawatir pesawatnya akan mendarat di jalan aspal dibanding landasan pacu berkualitas tinggi. Tangan dan kakinya gemetar selama penerbangan. 

"Saat saya mendarat, saya melihat kerumunan orang menari, secara spontan saya mengambil bendera kecil (Palestina) dari lemari Yasser Arafat dan mengibarkannya dari jendela, menyapa orang banyak," kata al-Bada. 

Al-Basa melakukan 55 perjalanan ke berbagai tujuan masuk dan keluar dari Bandara Internasional Gaza setelah diresmikan pada 1998 sebagai bagian dari Kesepakatan Oslo. Pada 7 Oktober 2000, penerbangan dihentikan menyusul meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina. 

Bandara Internasional Gaza dihancurkan pasukan Israel selama Intifada kedua, pemberontakan Palestina melawan pendudukan Israel. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement