Selasa 29 Dec 2020 14:02 WIB

Indonesia Dilaporkan Tarik Diri dari Program Jet KF-X/IF-X

Indonesia baru bayar 227,2 miliar won dari 831,6 miliar won yang dijanjikan pada 2021

Prototipe pesawat jet generasi 4.5 KF-X/IF-X.
Foto: The Korean Times
Prototipe pesawat jet generasi 4.5 KF-X/IF-X.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Proyek jet tempur KF-X yang dianggap ambisius, sepertinya bakal dikerjakan Korea Selatan (Korsel) sendiri. Hal lantaran mitranya, yaitu Indonesia yang sebelumnya bergabung dalam proyek pembuatan IF-X memilih mundur. Proyek untuk mengembangkan Korea Fighter eXperimental (KF-X)/Indonesia Fighter eXperimental (IF-X), jet tempur generasi 4,5 yang dibangun di dalam negeri pertama di Seoul, telah menelan biaya triliunan won. Pembuatan KF-X disebut proyek militer termahal dalam sejarah negara Korsel.

Korea JoongAng Daily melaporkan pada Senin (28/12), total biaya pengembangan KF-X diperkirakan sekitar 8,5 triliun won atau 7,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 110,4 triliun. Sesuai kontrak kemitraan kedua negara yang diteken pada 2016, Indonesia harus membayar 1,6 triliun won (20 persen) atau Rp 22,64 triliun.

Dipimpin oleh satu-satunya produsen pesawat militer Korea, Korea Aerospace Industries (KAI), proyek tersebut bertujuan untuk memproduksi 125 jet KF-X untuk Korea dan 51 jet IF-X untuk Indonesia pada 2026. Saat ini, sebuah prototipe sedang dalam perakitan, sedangkan penerbangan perdana untuk pesawat tersebut dijadwalkan pada 2022. .

 

Namun, lambatnya proyek jet tempur tersebut dilaporkan telah menimbulkan ketidaksenangan di Jakarta, di mana permintaan untuk pesawat generasi terbaru telah tumbuh di tengah tantangan agresif China atas klaimnya atas wilayah di Laut China Selatan.

Dengan Covid-19 yang semakin menghambat proyek dan memperketat keuangan, Indonesia telah mengisyaratkan ketidakpuasannya dengan tampaknya menahan komitmen pembayaran lebih lanjut.

Menurut Rep. Shin Won-shik dari oposisi Partai Kekuatan Rakyat, Indonesia hanya membayar 227,2 miliar won dari 831,6 miliar won yang dijanjikan untuk tahun ini.

Pembayaran yang dilakukan oleh Jakarta selama ini hanya mencakup sekitar 13 persen dari komitmennya. Selain pembayaran yang dipotong, Indonesia tidak mengirimkan kembali 114 spesialis teknis dari perusahaan dirgantara PT Dirgantara Indonesia, yang dipulangkan pada Maret karena wabah virus corona di Korea Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement