Selasa 29 Dec 2020 10:27 WIB

Pendapat Abu Thalhah tentang Kota Madinah

Orang yang mencintai Rasulullah akan memilih untuk tinggal di tempat Madinah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pendapat Abu Thalhah tentang Kota Madinah (ilustrasi).
Foto: @HaramainInfo
Pendapat Abu Thalhah tentang Kota Madinah (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Madinah merupakan negeri yang dibangun dengan pondasi wahyu Alquran, yang tempatnya selalu dilewati oleh malaikat Jibril dan Mikail, darinya malaikat dan Ruh Kudus melakukan Mi'raj. Hal itu disampaikan Abu Thalhah Muhammad Yunus Abdussttar dalam kitabnya 'Kaifa Tastafidumi min al-Haramain asy-Syarifain Ayyuha az-Zair wa al-Muqim Ahwal an-Nabi fi al-Hajj'.

Abu Talhah melanjutkan, pendapatnya tentang kota Madinah yang penuh berkah itu. Kata dia bahwa Madinah halamannya diguncang dengan kalimat suci dan pujian, yang di dalam tanah yang terdapat jasad pemimpin umat manusia, yang darinya agama Allah dan sunnah Rasul dan tersebar seperti tersebarnya sekolah-sekolah, ayat-ayat Allah, masjid-masjid, sholawat tempat-tempat yang istimewa dan penuh kebaikan petunjuk mukjizat.

"Juga tempat ibadah syariat-syariat kaum muslimin, tempat tempat berdirinya pemimpin para rasul dan para malaikat penutup para nabi," ujarnya menambahkan.

Di negeri ini pulang kenabian muncul, risalah Allah menyebar dan menjadi tempat makam Rasulullah. Hendaknya negeri ini diagungkan tanahnya,  dan dicium dindingnya. Tidak disyariatkan mencium selain mencium Hajar Aswad.

Abu Talhah mengatakan, bahwa penulis kitab Umdah Al Akbar fi Madinah al-Mukhtar berkata: "Ketika Ar-Rasyid melaksanakan ibadah haji, dia bertanya kepada Malik. "Apakah kamu memiliki rumah?"

Malik menjawab. "Tidak" 

Ar- Rasyid lalu memberikan 30 ribu dinar dan berkata. "Belilah sebuah rumah dengan uang ini."

Lalu Malik mengambil uang itu, namun tidak digunakan untuk menbeli rumah. Ketika Ar-Rasyid hendak pergi, dia berkata kepada Malik. "Mari pergi bersama ku. Aku ingin mengajarkan kitab al-muwatha dengan metode  Usman mengajarkan Alquran. 

Malik menjawab. "Tidaklah mungkin sama jika mengajarkan kitab al-Muwatha dengan metode Utsman. Karena para sahabat Rasulullah terpencar di seluruh negeri hadis-hadis Rasulullah. Sehingga pada setiap negeri terdapat wacana hadis yang berbeda-beda.

Rasulullah pernah bersabda: "Perbedaan umatku adalah Rahmat." Maka tidak ada alasan lagi bagiku untuk pergi bersamamu." Karena Rasulullah bersabda.

"Kota Madinah itu lebih baik bagi mereka mengetahui. Rasulullah juga bersabda. "Madinah telah menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di dalamnya."

Lalu Malik berkata kepada Ar-Rasyid. "Ini uang dinar kalian, jika kalian mau, ambillah kembali uang ini. Namun, jika kalian mau tinggalkanlah uang ini."

Abu Talhah mengatakan,  maksud perkataan Malik ini adalah. "Kamu telah berusaha memisahkanku dari kota Madinah dengan apa yang telah diberikan kepadaku. Aku tidak akan terpengaruh dengan kesenangan duniawi dan menggantikannya dengan meninggalkan kota Madinah."

Ketahuilah wahai saudaraku yang mulia, orang-orang yang mencintai Rasulullah akan memilih untuk tinggal di tempat Madinah dan tidak akan terpengaruh tinggal di tempat lain. Oleh karena itu hendaknya pernyataan cintamu kepada Rasulullah dibuktikan dengan tanda, perbandingan, dan petunjuk yang nyata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement