Senin 28 Dec 2020 15:26 WIB

Pemprov Jatim Siapkan Gedung Ini untuk Isolasi Pasien Covid

Penggunaan kembali gedung BPSDM Jatim sebagai langkah pencegahan terhadap Covid-19.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Foto: Humas Pemprov Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 yang telah menjalani perawatan. Sebelumnya, Gedung BPSDM Jatim telah digunakan sebagai tempat isolasi dan ruang tunggu bagi masyarakat yang menunggu hasil tes PCR hingga pasien Covid-19 yang berkategori ringan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, gedung BPSDM Jatim juga akan digunakan bagi pasien Covid-19 tanpa gejala klinis dan telah menjalani perawatan selama 10 hari. Saat ini, pedoman Kemenkes RI menyebutkan bahwa pasien tanpa gejala cukup di isolasi 10 hari saja karena virus sudah tidak menular lagi setelah 10 hari.

Baca Juga

Namun, berdasarkan National Centre for Infectious Disease (NCID), beberapa pasien Covid-19 masih bisa memiliki hasil swab yang positif meski telah melewati 10 hari isolasi dan sudah tidak menular. NCID menyebut, ada 5 persen pasien Covid-19, hasil swabnya masih bisa positif sampai lebih dari 33 hari dan 32 persen masih bisa positif sampai lebih dari 21 hari.

"Untuk mengurangi adanya perbedaan pemahaman di masyarakat terkait masalah periode infeksius dan hasil swab yang positif melebihi sepuluh hari isolasi ini, maka mulai hari ini BPSDM yang ada di Balongsari bisa menerima pasien-pasien yang sebelumnya sudah menerima perawatan selama sepuluh hari, tidak ada gejala klinis, namun masih positif," kata Khofifah di Surabaya, Senin (28/12).

Selain itu, hal ini juga diharapkan bisa menurunkan pelaksanaan isolasi mandiri masyarakat apabila rumah pasien kurang memenuhi syarat  untuk isolasi. Khofifah menyatakan komitmennya untuk menyediakan fasilitas yang terbaik untuk memastikan isolasi yang optimal di BPSDM maupun di Rumah Sakit dan rumah sakit darurat  lapangan.

"Silakan dimanfaatkan sebaik mungkin" ujar Khofifah. 

Penggunaan kembali gedung BPSDM Jatim, kata Khofifah, juga sebagai langkah pencegahan terhadap naiknya angka konfirmasi positif Covid-19 akhir-akhir ini. Harapannya agar bisa memberikan penanganan lanjutan setelah pasien dirawat di Rumah Sakit.

"Kalau tidak ada penanganan lanjutan maka di Rumah Sakit bisa bertumpuk. Harapannya, penggunaan BPSDM ini juga bisa membantu merelaksasi beban rumah sakit di Jawa Timur khususnya di Surabaya," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement