Senin 28 Dec 2020 12:35 WIB

Laporan: Iran Tambah Tersangka Pembunuh Jenderal Soleimani

Jumlah daftar tersangka bertambah dari 45 menjadi 48.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Komandan Pasukan Elit Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani
Foto: VOA
Komandan Pasukan Elit Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menambah daftar nama tersangka yang terlibat dalam pembunuhan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Qasem Soleimani. Media Tasnim melaporkan daftar nama individu Amerika Serikat menjelang peringatan kematian komandan militer Iran tersebut.

Seperti dilansir laman Sputnik, Juru Bicara Komite Perayaan Peringatan Kemartiran Jenderal Soleimani mengatakan, jumlah individu dalam daftar tersebut bertambah dari 45 menjadi 48 orang. Dia juga mengatakan, enam negara telah diberikan surat perintah penangkapan tersangka.

Baca Juga

Awal pekan ini, Brigadir Jenderal Mohammad Hejazi dari IRGC menyatakan, bahwa Teheran masih memprioritaskan balas dendam keras atas pembunuhan Soleimani. Dia mencatat serangan rudal balasan di pangkalan militer AS di Irak pada Januari "hanya tamparan" saja.

Pekan lalu, kompleks kedutaan AS di Baghdad diserang roket. Akibatnya satu warga sipil terbunuh, sementara tidak ada personel kedutaan yang terluka. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan milisi yang didukung Iran melancarkan serangan itu. Namun Teheran telah menepis tuduhan tersebut.

Soleimani tewas dalam serangan bertarget yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) pada 3 Januari 2020. Pemerintahan Trump menuduhnya merencanakan serangan terhadap aset AS di wilayah tersebut.

Beberapa hari kemudian, Iran meluncurkan lebih dari belasan rudal balistik di sepasang pangkalan AS di Irak. Serangan itu menyebabkan lebih dari 100 personel militer Amerika mengalami cedera otak traumatis. Pejabat Iran juga berulang kali memperingatkan serangan balas dendam lebih lanjut atas pembunuhan Soleimani.

Pada Agustus, seorang komandan senior Pengawal Revolusi menyatakan bahwa alasan utama Teheran tidak membalas dendam pada AS dengan membunuh seorang pejabat tinggi militer adalah karena tidak dapat menemukan siapa pun yang sama berharganya. Pada September, Komandan Pengawal Revolusi Iran, Hossein Salami mengatakan bahwa Teheran akan membalas pembunuhan komandan utamanya Jenderal Qassem Soleimani oleh AS dengan menargetkan mereka yang terlibat dalam pembalasan "terhormat".

Soleimani dianggap sebagai orang yang sangat dihormati di Iran. Dia dipuji karena memerangi kelompok militan dan teroris di Timur Tengah dan dianggap sebagai arsitek infrastruktur keamanan modern negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement