Senin 28 Dec 2020 09:45 WIB

PKB Jabar Rombak Total Pengurus Libatkan Milenial

PKB Jabar telah merombak 600 DPAC dengan pengurus anak cabang usia 31 tahun. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda
Foto: Istimewa
Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk membangun militansi dan kekuatan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat ciptakan kader generasi kedua yang dikolaborasikan dengan kepemimpinan kharismatik. Saat ini, PKB Jawa Barat telah merombak 600 Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) dengan pengurus anak cabang usia 31 tahun yang berlatar belakang anak kiai, pendiri PKB, simpatisan PKB dan meletakkan pendiri PKB, kiai, tokoh masyarakat, pengurus sebelumnya sebagai dewan syuro di setiap DPAC.

Selain itu, menurut Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda, PKB Jawa Barat terus melakukan kaderisasi secara intensif dengan nama sekolah Peduli Umat Melayani Rakyat (PUMR) untuk para pengurus baru DPAC yang telah mendapatkan SK. Pelatihan tersebut, digelar dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Huda mengatakan, kaderisasi itu mutlak didalam partai politik. Karena, jika partai politik tidak melakukan kaderisasi maka perjuangan di partai untuk kepentingan umat dan masyarakat tidak akan memiliki makna apa-apa.

"Ruh perjuangan partai adalah kader, kader harus diciptakan dan kader harus dibentuk" ujar Huda, yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi X DPR RI ini.

Salah satu cara untuk membuat kader, kata Huda DPW PKB telah melakukan peremajaan didalam tubuh Pengurus Anak Cabang (PAC). Tentu, peremajaan ini adalah pertaruhan bagi semua, yang terpilihnya sebagai ketua PAC karena pasti ada dinamika politiknya masing-masing.

"Tapi ini bagian konsekuensi, itu harus kita ambil sebagai jalan untuk masa depan PKB 15 sampai 20 tahun yang akan datang," katanya.

Peremajaan ini, kata dia, disebut kaderisasi generasi kedua. Kenapa harus ada generasi kedua? karena ini bagian semangat para kyai, pendiri PKB, untuk PKB tetap tumbuh dan berkembang dalam perjuangan pengabdian dalam nafas kepentingan kemaslahatan umat dan rakyat.

Huda mengucapkan terima kasih kepada para kyai, pendiri PKB, tokoh masyarakat, generasi pertama PKB yang terus membackup PKB. Dia pun, memohon izin, agar putra-putri para kiai, generasi pertama PKB untuk menjadikan anak-anak mudanya berkenan menjadi pengurus DPAC PKB.

"Alhamdulillah para kiai dan pendiri atau generasi pertama DPAC PKB paham akan situasi ini dan mau merekomendasikan, anak kerabat maupun tokoh masyarakat untuk menjadi pengurus DPAC ini," katanya.

Dalam kepengurusan DPAC baru ini,  kata Huda, kepengurusan kolaborasi antara kepemimpinan para kiai, tokoh masyarakat dan kepemimpinan muda.

"Ini yang kita sebut dengan sinergis antara kepemimpinan yang berbasis karismatik dengan kempeminpin anak muda yang mempunyai kecerdasan teknokratis, yang mana kita harapkan bisa melahirkan inovasi-inovasi maju," paparnya.

Menurutnya, dengan sinergis kekuatan tokoh karismatik, para kiai, tokoh masyarakat pendiri NU yang ditopang oleh anak-anak muda dengan jaringan milenial dan yang mereka punya, dia yakin menjadi ruang konsolidasi PKB di Jawa Barat.

"Dan Alhamdulillah 100 persen, 600 DPAC di Jawa Barat sudah terbentuk semuanya profilnya anak-anak muda termasuk di Kabupaten Subang, dengan usia pengurus harian PAC 31 tahun," paparnya.

Karena itu, kata Huda, semangat mengkolaborasikan kepemimpinan karismatik, kepemimpinan simbolik dengn anak-anak muda harus terus digerakan, dengan memperkuat silaturahmi kepada para kiai, tokoh masyarakat, pendiri-pendiri PKB  dan yang paling pokok terus belajar dari para generasi pertama.

"Karena itu doktrin saya, saya minta pengurus DPAC baru ini untuk terus melakukan silaturahmi dan belajar kepada para kiai, tokoh masyarakat, yang telah mendirikan PKB, jadilah kader terbaik untuk kemajuan umat dan rakyat," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement