Senin 28 Dec 2020 09:51 WIB

Kenang PM Wanita Muslim Pertama, Warga Pakistan Berkumpul

Warga Pakistan berkumpul kenang PM wanita Muslim pertama.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Kenang PM Wanita Muslim Pertama, Warga Pakistan Berkumpul. Foto: Benazir Bhutto
Foto: Nadeem Khawer/EPA
Kenang PM Wanita Muslim Pertama, Warga Pakistan Berkumpul. Foto: Benazir Bhutto

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Ribuan orang berkumpul di Pakistan selatan pada Ahad (27/12) untuk mengenang Benazir Bhutto, perdana menteri wanita pertama muslim, pada peringatan 13 tahun kematiannya.

Dia tewas dalam serangan senjata dan bom di kota garnisun Rawalpindi pada 27 Desember 2007, beberapa pekan setelah dia tiba dari pengasingan diri selama bertahun-tahun di Dubai dan London.

Baca Juga

Meski mengabaikan larangan pemerintah berkumpul selama pandemi Covid-19 pendukung Partai Rakyat Pakistan (PPP) kiri-tengah berkumpul di Larkana, kota asal pendukung Bhutto.

Mereka membawa bendera partai tiga warna, dan potret pemimpin mereka yang terbunuh, yang menjabat sebagai perdana menteri 1988-1990, dan 1993-1996. Beberapa yang hadir adalah pendukung PPP yang juga bergabung dengan para pemimpin oposisi lainnya.

Tokoh kunci di antara mereka adalah Maryam Nawaz, putri dan pewaris politik dari perdana menteri tiga kali Nawaz Sharif, yang pernah menjadi saingan politik utama Benazir.

Aliansi oposisi 11 partai, Gerakan Demokratik Pakistan, di mana PPP menjadi bagiannya. Mereka menggunakan pertemuan tersebut untuk mempercepat kampanye yang sedang berlangsung untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan. Mereka menuduhnya berkuasa melalui pemilihan yang curang dua tahun lalu.

Para pemimpin termasuk Bilawal Bhutto Zardari, ketua PPP dan putra Benazir, dan Maryam mengecam pemerintah Khan dan kebijakannya, yang mereka tuduh telah menyebabkan inflasi dan kekurangan energi di negara berpenduduk 220 juta orang itu.

Koalis bersama telah mengumumkan pengunduran diri secara massal, dan akan mengadakan long march menuju ibu kota Islamabad jika perdana menteri tidak mundur sebelum 31 Januari 2021. Pemilihan umum berikutnya, yang diadakan sekali dalam lima tahun, dijadwalkan pada 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement