Senin 28 Dec 2020 06:45 WIB

Jateng Kepincut GeNose C19 Karya UGM Guna Tingkatkan Tracing

Rencananya alat GeNose C19 akan diproduksi massal pada  Januari 2021. 

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Agus Yulianto
Dirut RSUP Dr Sardjito, Rukmono (kiri) menampung nafas untuk diuji dengan alat tes cepat COVID-19 melalui hembusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat peluncuran dimulainya penelitian GeNose di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020). Saat ini UGM dan RSUP Dr. Sardjito melakukan kerja sama uji diagnosis GeNose yang diklaim memiliki tingkat akurasi sekitar 95 persen.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Dirut RSUP Dr Sardjito, Rukmono (kiri) menampung nafas untuk diuji dengan alat tes cepat COVID-19 melalui hembusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat peluncuran dimulainya penelitian GeNose di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020). Saat ini UGM dan RSUP Dr. Sardjito melakukan kerja sama uji diagnosis GeNose yang diklaim memiliki tingkat akurasi sekitar 95 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah kepincut GeNose C19, alat pendeteksi virus Covid-19 karya Universitas Gajah Mada (UGM). Alat tersebut saat ini sangat dibutuhkan guna mendukung upaya tracing dengan cepat.

Perihal ketertarikan Pemprov Jawa Tengah pada GeNose C19 tersebut diungkapkan sendiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dia bahkan telah meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah untuk memesan alat tersebut.

"Kita sudah minta untuk pesan dan Dinkes Jawa Tengah sudah mengkomunikasikan kepada UGM soal daftar harganya juga," ungkap Ganjar di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Semarang, Ahad (27/12) malam.

Gubernur menambahkan, GeNose C19 tersebut dapat membantu surveilans untuk meningkatkan tracing dengan cara mudah dan cepat. Karena waktu yang dibutuhkan tidak lama, hanya sekitar tiga menit sudah ada hasilnya.

Maka, sejak mulai dipresentasikan beberapa bulan lalu, GeNose C19 memang sudah ditunggu realisasinya. Begitu izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diterbitkan, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut langsung merespons.

Dia berkeinginan, Jawa Tengah bakal memulai dan membeli alat karya putra bangsa tersebut. "Mestinya negara membantu untuk menyebarluaskan, karena kemudahan dan kemampuan alat tersebut cukup bagus. Maka, Jawa Tengah akan memulai dan akan membeli," tegasnya.

Menurut gubernur, alat tersebut nantinya bisa ditempatkan di beberapa lokasi seperti rumah sakit dan tempat-tempat keramaian. Bisa juga ditempatkan di puskesmas- puskesmas yang juga menjadi surveilans.

Terlebih lagi, harganya--boleh dibilang--juga cukup terjangkau. Jangankan kabupaten/ kota, bagi masyarakat umum pun juga bisa membeli alat tersebut.

"Saya membayangkan, kalau setiap puskesmas memiliki satu alat tersebut satu saja, maka bisa menjadi alat yang cukup bagus untuk melakukan tracing atau surveilans di level puskesmas," tandas Ganjar.

Seperti diketahui, GeNose C19 karya para ahli di UGM telah mendapatkan izin edar dari Kemenkes, pada 24 Desember 2020 lalu. Sebelumnya alat ini telah menjalani pengujian di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Sebanyak 100 unit pertama telah dikirimkan kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) untuk meningkatkan akurasinya. Rencananya alat GeNose C19 akan diproduksi massal pada  Januari 2021. 

GeNose C19 disebut mampu melakukan pemeriksaan sekitar 120 kali per hari, dengan estimasi tiap pemeriksaan hanya memakan waktu sekitar 3 menit dan efektivitas kerja alat tersebut selama 6 jam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement