Senin 28 Dec 2020 04:44 WIB

Okupansi Ruang Isolasi Pasien Covid Jakarta Capai 85 Persen

Jika jumlah pasien Covid-19 terus meningkat, kapasitas RS tidak akan bisa mencukupi

Rep: Eva Rianti/ Red: Christiyaningsih
Petugas beristirahat di tempat isolasi pasien OTG COVID-19 di Graha Wisata Ragunan, Jakarta, Sabtu (26/12/2020). Kasus positif COVID-19 di Indonesia hingga Sabtu (26/12) telah menembus angka 706.837 kasus sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret lalu dengan positivity rate 20,6 persen.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Petugas beristirahat di tempat isolasi pasien OTG COVID-19 di Graha Wisata Ragunan, Jakarta, Sabtu (26/12/2020). Kasus positif COVID-19 di Indonesia hingga Sabtu (26/12) telah menembus angka 706.837 kasus sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret lalu dengan positivity rate 20,6 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Hal itu berdampak pada semakin minimnya ketersediaan fasilitas kesehatan dan perawatan di wilayah Ibu Kota.

Hingga Ahad (27/12) Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatatkan angka keterisian tempat tidur atau okupansi ruang isolasi mencapai 85 persen. “(Okupansi) ruang isolasi 85 persen. ICU-nya 79 persen,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia kepada Republika, Ahad (27/12).

Baca Juga

Dari 7.147 jumlah tempat tidur di ruang isolasi yang ada di 98 rumah sakit di Jakarta, sebanyak 6.076 di antaranya telah terisi. Selain itu sebanyak 745 tempat tidur dari total 938 tempat tidur ICU di Jakarta juga telah digunakan.  

Dwi mengungkapkan Pemprov DKI Jakarta terus mendorong rumah sakit untuk menambah ruang isolasi dan ruang ICU. Hingga saat ini, pihaknya sedang mengupayakan penambahan rumah sakit rujukan untuk menangani pasien Covid-19.

“Menambah kapasitas tempat tidur termasuk memaksimalkan yang 98 (RS). Ada beberapa yang sedang berproses untuk menambah rumah sakit rujukan baru,” terangnya.

Di samping itu, Dwi meminta masyarakat turut membantu menekan angka kasus Covid-19. Menurutnya, angka peningkatan kasus Covid-19 yang terus mengalami peningkatan tidak mampu tertampung oleh kapasitas fasilitas kesehatan yang ada.

“Karena menambah kapasitas rumah sakit berapa pun enggak ngejar, wong pasiennya banyak banget,”ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement