Ahad 27 Dec 2020 03:09 WIB

Karena Pandemi, 2020 Jadi Tahun Paling Mematikan bagi AS

Pandemi Covid-19 dinilai berperan besar dalam lonjakan persentase kematian di AS.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Agus Yulianto
Pejalan kaki melintasi Sixth Avenue, New York, Amerika Serikat. Angka kematian akibat virus corona alias Covid-19 terus melonjak di New York, Amerika Serikat. Bahkan jumlah nyawa yang hilang sudah setara dengan korban jiwa akibat Serangan 11 September 2001.
Foto: AP Photo/Frank Franklin II
Pejalan kaki melintasi Sixth Avenue, New York, Amerika Serikat. Angka kematian akibat virus corona alias Covid-19 terus melonjak di New York, Amerika Serikat. Bahkan jumlah nyawa yang hilang sudah setara dengan korban jiwa akibat Serangan 11 September 2001.

REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA -- Jumlah kematian di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mencapai 3,2 juta pada penghujung Desember. Ini akan membuat 2020 menjadi tahun paling mematikan dalam sejarah AS.

Statistik kematian di AS memang belum tersedia selama beberapa bulan ke belakang. Namun bila prediksi 3,2 juta benar terjadi, jumlah kematian pada 2020 berarti 400.000 lebih banyak dibandingkan 2019. Artinya ada peningkatan sebesar 15 persen.

"Itu akan menjadi lonjakan persentase (kematian dalam) satu tahun terbesar sejak 1918," ungkap laporan dari Associate Press, seperti dilansir WebMD.

Lonjakan persentase kematian terbesar dalam satu tahun di AS terjadi pada 1918. Bila dibandingkan dengan 1917, persentase kematian dalam satu tahun meningkat 46 persen pada 1918. Peningkatan persentase ini dipengaruhi oleh kematian prajurit di Perang Dunia I dan juga pandemi flu.

Pandemi Covid-19 dinilai berperan besar dalam lonjakan persentase kematian di AS saat ini. Menurut data dari Covid Tracking Project, tingkat kematian harian telah meningkat. Pada Senin lalu misalnya, tercatat ada 1,696 kematian di AS. Saat ini, total kematian terkait Covid-19 di AS sudah mencapai hampir 320.000 kasus.

Kepala Mortality Statistic Branch dari National Center for Health Statistics Robert Anderson PhD mengungkapkan bahwa jumlah kemaitan akibat Covid-19 di AS mungkin lebih besar dari yang tercatat. Alasannya, beberapa kematian terkait pneumonia di awal tahun belum diketahui berkaitan dengan Covid-19.

Selain itu, diperkirakan ada pula kasus kematian akibat masalah jantung dan peredaran darah yang mungkin berkaitan dengan Covid-19 namun juga tidak dikenali.

Di samping itu, sebagian kasus overdosis obat yang meningkat di AS juga dinilai mungkin berkaitan dengan pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 dinilai membuat sebagian orang sulit mendapatkan terapi tatap muka, sehingga sebagian orang memilih menggunakan obat berdasarkan pemahaman mereka sendiri. Mereka mungkin tidak memiliki teman atau keluarga di dekat mereka untuk menelepon nomor darurat ketika overdosis terjadi. 

 

 

 

Sumber:

https://www.webmd.com/lung/news/20201223/covid-makes-2020-deadliest-year-in-u-s-history

sumber : WebMD
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement