REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seribu hari pertama kehidupan (HPK) anak merupakan periode emas anak yang tidak bosa terulang. Penting untuk tetap mengoptimalkan perkembangan anak, kendati orang tua melakukan kerja dari rumah (WFH).
Psikolog Rumah Dandelion Nadya Pramesrani mengatakan sejak kelahiran bayi, ibu memang biasanya menghadapi stress dengan adaptasi baru. Apalagi ditambah WFH saat ini, bisa seolah memberikan beban lebih.
“WFH harusnya jadi lebih mudah bagi orang tua, memang jadi tidak jelas antara WFH dan mengurus anak, tapi sebaiknya diatur kapan bekerja dan mengasuh,” kata Nadya dalam Virtual Press Conference Zwitsal 1000 Hari Pertama Si Kecil, Kamis (17/12).
Menurut dia, untuk mengurangi distraksi, perlu lebih jelas antara waktu bekerja dan menemani buah hati sepenuhnya secara berkualitas. Jika tidak, tetap persiapkan diri menghadapi hal yang tidak sesuai ekspektasi.
Hal yang tidak kalah penting adalah membuat kesepakatan dengan pasangan. Penting sistem dukungan dari pasangan agar lebih siap saat menghadapi konflik.
Nadya mengatakan hal yang utama bagi orang tua adalah belajar, apa saja yang perlu dilakukan sehingga konsep asah, asih dan asuhnya dilakukan dengan baik. Tidak hanya belajar bagaimana mempersiapkan nutrisi dan stimulasi anak tetapi juga menyiapkan diri untuk menghadapi skenario buruk.
“Persiapkan diri bagaimana jika gagal atau skenario buruk sehingga persiapan baik dan terpenting keterlibatan ayah bahwa dukungan suami adalah kebutuhanterbesar seorang ibu,” tambahnya.
HPK anak bukan dimulai sejak bayi lahir, melainkan sejak pertama kali terjadinya pembuahan. Seribu hari pertama kehidupan terdiri dari 9 bulan dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Perkembangan massa otak 70-80 persen terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan. Oleh karenanya, penting untuk menjaga periode emas ini dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
