Sabtu 26 Dec 2020 15:38 WIB

PAM Jaya Berupaya Tingkatkan Layanan Air Besih di Jakarta

Layanan air bersih baru menjangkau 65 persen wilayah DKI dengan 888.342 pelanggan.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas melakukan pemeriksaan di Instalasi Produksi Air PAM Jaya Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Petugas melakukan pemeriksaan di Instalasi Produksi Air PAM Jaya Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PAM Jaya, Bambang Hernowo, mengatakan, pihaknya menyiapkan sejumlah strategi untuk menyalurkan air bersih bagi seluruh warga di Jakarta. Di antaranya, upaya menambah sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk meningkatkan pasokan air baku dan air curah.

Bambang menjelaskan, penambahan itu mencakup SPAM Ciliwung, Pesanggrahan, uprating di Buaran, Jatiluhur, dan Hutan Kota. Adapun pembangunan SPAM di Hutan Kota telah selesai.

"Lalu, untuk uprating di Buaran, kita punya lahan di Buaran yang bisa kita manfaatkan dan menaikkan 1.000 LPS (liter per second) menjadi 4.000 LPS di sana," kata Bambang dalam diskusi virtual melalui Zoom di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain meningkatkan kapasitas air, jelas Bambang, PAM Jaya juga berupaya menurunkan tingkat kebocoran atau nonrevenue water (NRW) dengan cara rehabilitasi. Selain itu, menaikan layanan serta distribusi perpipaan, pencegahan jaringan pipa ilegal, meter replacement, dan district metered area.

Sehingga, pihaknya ke depan dapat memasok air bersih hingga 100 persen atau seluruh wilayah Ibu Kota. Selanjutnya, sambung dia, PAM Jaya pun harus memikirkan bagaimana jaringan perpipaan dapat tertanam dengan baik sesuai dengan kondisi utilitas dan infrastruktur eksisting.

Pasalnya, aspek lingkungan menjadi terganggu ketika terjadi ekstraksi air tanah secara besar-besaran. "Inilah peran PAM Jaya untuk bisa mengkonversi dengan menyediakan air perpipaan untuk menggantikan air tanah dalam yang ada sekarang," ujarnya.

Menurut Bambang, untuk bisa mencapai 100 persen cakupan layanan air bersih itu, pihaknya membutuhkan dana investasi sebesar Rp 27-28 triliun. Namun, dia menyadari kemampuan fiskal Pemprov DKI Jakarta terkontraksi akibat pandemi Covid-19.

Hal itu juga berpengaruh terhadap penyertaan modal daerah (PMD) PAM Jaya. Sehingga pihaknya harus mencari sumber pendanaan lainnya. "Kami harus mencari sumber pendanaan secara kreatif untuk kami bisa mencapai 100 persen cakupan layanan," jelas Bambang.

Dia mengungkapkan, saat ini layanan penyaluran air bersih bagi warga Jakarta yang dilakukan PAM Jaya baru mencapai 65 persen. Kemudian, kapasitas air di Ibu Kota sebesar 20.227,5 LPS. Dia menambakan, hingga Oktober 2020 terdapat sebanyak 888.342 pelanggan PAM Jaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement