Jumat 25 Dec 2020 16:23 WIB

Fayza Haidar Pelatih Wanita Pertama di Mesir

Fayza Haidar menjadi pelatih wanita pertama di Mesir yang melatih tim sepak bola pria

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Fayza Haidar
Foto: Almonitor
Fayza Haidar

IHRAM.CO.ID, KAIRO--Fayza Haidar (36 tahun) menjadi pelatih wanita pertama di Mesir yang melatih tim sepak bola pria. Ia menerobos kebiasaan yang selama ini belum pernah terjadi di negara tersebut.

“Tidak lazim di masyarakat Timur Tengah bagi seorang wanita untuk bergabung dengan tim sepak bola dan hanya ada sedikit tim sepak bola wanita di Mesir.  Pria masih menolak untuk bermain melawan wanita di stadion yang sama, apalagi dilatih oleh seorang wanita, ”kata Fayza Haidar dilansir Almonitor, Rabu (18/11) lalu.

Ia menceritakan betapa sulitnya diterima sebagai pelatih tim sepak bola pria.  "Saya menahan kritik, serangan, dan tantangan, tetapi saya berhasil," katanya.

Haidar menjadi pelatih Mesir pertama yang diakreditasi oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris yang berada di antara duta besar Mesir di Inggris bersama dengan pemain sepak bola profesional Mesir Mohamed Salah, Mohamed el-Neny, Trezeguet dan Ahmed el-Mohamady.  

Haidar telah mendobrak beberapa norma sosial di Mesir yang membatasi partisipasi perempuan dalam olahraga, khususnya sepak bola, terutama setelah ia ditunjuk sebagai pelatih wanita pertama dalam program Keterampilan Utama.

Dia juga menjadi pelatih umum pertama untuk tim sepak bola pria di Mesir, karena dia didaftarkan oleh tim divisi empat Ideal Goldi, salah satu klub profesional pria di negara itu.

“Ini adalah kemenangan besar bagi perempuan.  Saya sangat senang dan bangga, dan saya berharap ini akan membuka jalan bagi lebih banyak gadis dan wanita untuk menantang status quo dan percaya pada diri mereka sendiri, ”kata Haidar.

Program Keterampilan Utama di Mesir adalah program yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan anak perempuan melalui sepak bola.  Program ini melatih mereka dalam kepemimpinan dan keterampilan komunikasi untuk berkembang dalam masyarakat dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Haidar, sejak peluncuran program Keterampilan Utama di Mesir pada 2007, jumlah pemuda dan pelatih telah mencapai hampir 200.000, di antaranya 67 persen adalah perempuan.  Dia mencatat bahwa prakarsa yang disponsori negara dan dijuluki "1.000 Gadis-1.000 Mimpi". Program ini dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam kemitraan dengan British Council, menjangkau 1.200 gadis di seluruh Mesir Hulu dan Delta.

“Saya menemukan bakat sepak bola saya saat menemani adik saya yang bermain di Youth Center East Helwan.  Saya menarik perhatian salah satu pelatihnya saat itu, yang bertanya kepada orang tua saya apakah saya boleh bergabung dengan sekolah sepak bola.  Awalnya mereka menolak, tapi kemudian saya meyakinkan mereka dengan menerima bermain selama pelatihan kakak saya," katanya.

"Saat itu, sebagian besar pelatih akan memuji bakat saya, terutama salah satu ofisial klub Zamalek.  Pada tahun 1997, saya bergabung dengan tim Helwan dan berkompetisi di kejuaraan klub wanita pertama di Mesir saat saya berusia 14 tahun.  Setahun kemudian, saya bergabung dengan tim nasional, dan pada tahun 2003 saya pindah ke klub dan saya adalah pencetak gol terbanyak tim," tuturnya.

Di penghujung tahun 2010, Haidar yang baru saja menginjak usia 25 tahun hendak membuat keputusan yang mengubah hidup.  “Salah satu pejabat di sana meminta saya untuk menangani tugas teknis tim.  Saya langsung setuju, dan dengan demikian menjadi pelatih pertama tim sepak bola putra di Mesir pada 2008,"katanya.

Haidar mengawali karir kepelatihannya dengan mengikuti beberapa kursus pelatihan di bidang kepelatihan sepak bola.  Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2011, British Council mengadakan kursus pelatihan bagi 100 pelatih untuk mempelajari dasar-dasar pembinaan dan cara melayani masyarakat melalui sepak bola.  

Pelatih muda itu tidak luput dari perundungan sepanjang karier sepak bolanya.  “Saat saya melatih di klub East Helwan, penggemar klub lain akan melempar batu ke arah saya dan berteriak, 'Kembali ke dapur,"kisahnya.

Hal ini mendorongnya untuk menerima pelatihan tim Sepakbola Terpadu wanita Olimpiade Khusus Mesir.  “Para pemain saya merasa mereka sama seperti pemain lain dan bahwa mereka dapat mencapai apa pun yang mereka inginkan meskipun mereka mengalami intimidasi.  Tim ini memenangkan tempat ketiga di Piala Dunia Sepak Bola Terpadu di Chicago pada Juli 2018," tuturnya.

Pada tahun 2017, Haidar bahkan mendapat tawaran profesional dari Barcelona dan Atletico Madrid sebagai pemain, dan ia juga mendapat tawaran tidak resmi untuk ikut sebagai pemain di kamp pelatihan bersama klub Inggris Liverpool.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement