Jumat 25 Dec 2020 16:04 WIB

Israel Kirim Rudal ke Suriah Saat Natal

Daerah yang diserang Israel diklaim sebagai basis proksi Iran.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Sistem Rudal Israel (ilustrasi).
Foto: AP
Sistem Rudal Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH --  Pertahanan udara Suriah melaporkan pada Jumat (25/12) dini hari berhasil menggagalkan ‘agresi’ baru dari Israel. Pertahanan udara itu, mencegat rentetan rudal dari utara kota Tripoli di Lebanon menuju daerah Masyaf di pedesaan barat Hama.

"Pada pukul 00:40 pagi ini, Israel melancarkan agresi dengan mengarahkan rentetan rudal. Pertahanan udara kami mencegat rudal dan menjatuhkan sebagian besar dari mereka," tambah pernyataan itu dikutip dari Shafaq, Jumat (25/12).

Baca Juga

TV Pemerintah Suriah juga melaporkan hal serupa. Bahkan, dijelaskan bagaimana suara ledakan di wilayah tengah Suriah silih bergantian. Sementara itu, organisasi pemantau Syrian Observatory for Human Rights, mengumumkan bahwa roket Israel menghancurkan gudang dan pusat penelitian ilmiah tempat faksi Iran ditempatkan di Suriah.

Dalam keterangannya, pangkalan di Suriah timur, tengah dan selatan yang dihantam Israel dalam beberapa bulan terakhir diyakini menjadi basis salah satu faksi Iran. Namun demikian, Suriah, secara khusus tidak pernah mengakui bahwa serangan itu menargetkan aset Iran.

Lebih jauh, Israel telah mengakui melakukan banyak serangan di Suriah sejak dimulainya perang saudara pada 2011. Khususnya, saat Israel melihat kehadiran Iran sebagai ancaman strategis.

Pejabat pertahanan Israel mengatakan dalam beberapa bulan terakhir bahwa Israel akan meningkatkan kampanyenya melawan Iran di Suriah. Dengan bantuan milisi proksi, Teheran diklaim Israel telah memperluas kehadirannya.

Trump, yang kalah dalam pemilihan ulang pada 3 November, telah menjadi pendukung kuat intervensi militer Israel terhadap pasukan Iran di Suriah. Namun, Presiden terpilih Joe Biden mengatakan dia akan mencoba menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Iran yang ditinggalkan Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement