Jumat 25 Dec 2020 13:25 WIB
Teropong Republika 2020-2021

Berkelindan dengan Dakwah Digital

Dalam masa pandemi, dakwah digital menjadi salah satu solusi.

Dakwah digital (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Dakwah digital (ilustrasi).

Teropong Republika 2020-2021 berisi ulasan permasalahan penting yang terjadi selama setahun belakangan. Sekaligus mencoba memproyeksikan bagaimana masalah serupa bisa diselesaikan pada tahun depan. Kita semua berharap Indonesia 2021 tentu berbeda dari situasi tahun sebelumnya. Harus bangkit dan lebih baik lagi. 

 

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ani Nursalikah*

Situasi pandemi memaksa manusia mengubah total cara hidupnya hampir selama setahun terakhir. Cara berinteraksi sesama manusia berubah dengan cara yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Manusia yang dikenal sebagai makhluk sosial kini justru diharuskan menjaga jarak dari sesamanya. Semua itu sebagai ikhtiar menjaga tubuh dari paparan virus Covid-19.

Cara berdakwah pun berubah. Namun, berkurangnya interaksi fisik bukan jadi alasan dakwah mengendur.

Sejak maraknya media sosial, sebenarnya sejumlah pendakwah pun telah memanfaatkan platform tersebut. Namun, dengan merebaknya pandemi, dakwah digital tampaknya menjadi solusi.

Apalagi, pilihan media untuk menjadi sarana menyebarkan kebaikan makin beragam. Dari yang tidak berbayar alias gratis, seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan Youtube, hingga yang berbayar lewat Zoom, Google Meet atau platform konferensi video lainnya. Masing-masing platform pun memiliki penikmatnya sendiri.

Berdakwah melalui media digital sebetulnya justru menjangkau khalayak yang lebih luas. Dakwah tidak lagi konservatif yang terbatas pada majelis di masjid atau mushala. Umat Muslim di belahan dunia lain pun bisa mengikutinya. Inilah dunia baru.

Di sisi lain, di sinilah juga menjadi proses seleksi alam. Siapa yang mampu beradaptasi, dialah yang bertahan. Pendakwah dan organisasi masyarakat dituntut lekas mengikuti perubahan.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, salah satu tantangan berdakwah yang dihadapi saat ini adalah masalah penguasaan teknologi digital, baik dalam bentuk media sosial maupun lainnya.

"Sebab sistem dakwah melalui teknologi digital akan lebih efektif dan lebih memungkinkan masyarakat menyimak dakwah kapan saja, di mana saja, dan waktunya pun lebih fleksibel," ujar Ma'ruf saat menghadiri webinar Universitas Brawijaya bertajuk 'Peran Santri di Era Digital Menghadapi Radikalisme dan Perubahan Global, November lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement